"Aku akan bersihkan genangannya!" seru Dongsun setelah memastikan Joonki berdiri dengan benar.
"Terima kasih ya atas bantuan kalian."
"Tak masalah, noona. Aku akan mengecek pemanas di ujung ruangan ya," ujar Hyeil yang berlalu dengan lincah menuju pojok ruangan.
Aku melihat kesana kemari: semua stafku sangat sibuk. Tapi... Aku juga ke dapur untuk melihat keadaan disana, dan semuanya baik-baik saja. Lalu aku menghampiri ruangan staf. Ruangan itu tampak kosong. Apakah hanya ruangan itu yang kosong... ataukah hatiku terasa kosong juga? Aku jelas sedang mencari seseorang. Seseorang yang sebelumnya selalu ada di dekatku, tapi dia tak ada hari ini. tunggu, apakah hanya hari ini? rasanya aku tidak melihatnya kemarin, dan apakah kemarinnya lagi juga? Dan besoknya... aku sengaja keluar dari kantorku di jam-jam tertentu... tapi kehadirannya juga tak nampak. Aku menikmati udara dingin di balkon lantai dua dan memandangi ponselku. Haruskah aku menghubunginya? Atau aku tanya pada Dongsun... tanganku secara otomatis membuka aplikasi Instagram... tampaknya dia aktif lima jam yang lalu. Tapi tak ada pesan untukku. Aku membuka aplikasi Kakao Talk dan menekan namanya. Tapi yang sanggup kulakukan hanya membaca pesan-pesan kami yang ternyata, pesan terakhirnya tak kubalas, hampir seminggu yang lalu. Aku mengarahkan jempolku ke arah icon telepon, tapi... ah jangan. Bukankah ini yang aku inginkan? Sebaiknya aku tak meneleponnya. Harusnya aku malah senang tak melihatnya di sekitarku lagi. Tapi kenapa sekarang aku malah... merindukannya? Dan besoknya... dia masih tak ada.
Dan dia masih tak ada lagi hari ini. aku mendesahkan nafasku dengan lelah. Aku berjalan perlahan setelah caf ditutup. Tak perlu terlalu buru-buru, aku bisa mengejar bus terakhir. Aku mendongakkan kepalaku dan kukira aku bisa melihat bintang-bintang, tapi rupanya langit ditutupi awan.
"Oh tidak..."
Salju mulai turun, dan aku lupa membawa payung. Kalau aku kembali ke caf lagi... mungkin aku tak bisa mengejar bus terakhir. Sudahlah, aku akan jalan agak cepat saja supaya tidak terlalu basah. Cuacanya dingin sekali... sebenarnya aku benci ketika aku sendirian, pikiranku masih dengan mudah mengingat masa lalu, tapi aku juga tidak mau menghabiskan waktuku di keramaian. Sebenarnya apa yang kumau sih? Baek Choeun, kau labil sekali. Tunggu sebentar. Aku menoleh, tapi hanya ada kegelapan di belakangku. Memang jalanan agak sepi akhir-akhir ini di jam segini. Tapi ini bukan untuk pertama kalinya aku merasa diikuti orang. Aku berjalan lebih cepat lagi, dan aku mendengar suara langkah lagi. Aku memejamkan mataku dan berusaha mengusir pikiran buruk yang mulai terbentuk. Apakah... Hasu-ssi... tidak. Harusnya bukan kan? Bukankah waktu itu dia dipenjara? Berapa lama? Lima tahun? Ya, harusnya dia belum keluar sekarang kan? Lalu siapa yang mengikutiku? Suruhan Hyunah? Ataukah... orang yang jauh lebih berbahaya? Tidak. Tidak, harusnya kejadian lama itu tidak akan terulang lagi... kan? Tapi Langkah itu terdengar makin cepat... aku... harus menghubungi siapa? Aku takut sekali... Donghyun!
"LEPASKAN AKU!"
Orang itu memelukku dengan kekuatan yang sangat kuat, aku terus berontak, aku harus bisa menyelamatkan diriku sendiri sekarang...
"TIDAK! LEPAS..."
"NOONA, TENANGLAH, INI AKU!"