Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] A Winter Story [26]

24 Desember 2020   22:51 Diperbarui: 24 Desember 2020   22:55 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tidak ada yang bisa menahan tangis saat keluarga besar Song dan Park mengantarkan Song Sangkyung dan Park Hara ke peristirahatan terakhir mereka. Bahkan, tubuh mereka sudah berada dalam peti yang tertutup ketika mereka melayat. Tidak ada yang bisa melihat bagaimanakah tubuh keduanya di dalam peti itu, yang pasti mereka berdua berada dalam satu peti yang besar. Menurut yang didengar Kyungju, keduanya tampaknya tidak terpisahkan ketika petugas pemadam kebakaran menemukan mereka. Sangwook yang biasanya tampak tegar, bahkan menangis bersama-sama dengan istrinya. Kyungju-pun terisak menahan tangisnya yang bisa meledak ketika membayangkan tak akan bertemu dengan mereka berdua yang begitu baik padanya. Kyungju juga perlu menahan tangisnya karena dia tidak ingin membuat Yoonsung lebih sedih lagi. Kyungju melemparkan pandangannya pada Yoonsung di sampingnya. Namun di luar dugaan Kyungju, Yoonsung tidak menangis. Dia hanya memandang kosong pada peti kedua orangtuanya yang sudah masuk ke liang kubur. Bahkan ketika banyak orang yang memeluknya dan berbicara padanya, Yoonsung tidak bersuara sama sekali. Disitulah Kyungju sadar, dia tidak akan bertemu lagi dengan Yoonsung lama yang dikenalnya. Semuanya telah berubah.

***

Yoonsung dan Kyungju berdesakan di depan papan pengumuman sekolah. Mereka memang cukup tinggi, namun cukup sulit juga menyeruak di antara kerumunan murid-murid yang antusias. Nilai ujian semester satu sudah keluar. Nilai ini berarti yang pertama untuk Yoonsung yang sekarang di kelas 7, namun hanya nilai ke sekian bagi Kyungju yang berada di tahun terakhirnya kelas 9 sebelum menuju ke jenjang SMA.

"Benar kan, seingatku nilai keluar memang di sekitar tanggal ini. Aduh anak-anak ini..."

Kyungju dan Yoonsung berusaha menyeruak mendekat di antara anak-anak yang berteriak: ada teriakan senang dan kecewa, bahkan ada yang menangis.

"Permisi, Ketua Klub Kepemimpinan Siswa mau lewat!"

Teriakan Kyungju sepertinya memang mampu membuat kerumunan membiarkan dia dan Yoonsung lewat. Yoonsung hanya bisa geleng-geleng kepala melihat ulah Kyungju.

"Ayolah, ini kan tahun terakhirku, biarkan aku menggunakan wewenangku untuk terakhir kalinya. Dan kurasa penggantiku nanti adalah kamu."

"Mudah-mudahan."

"Kau juga populer kok, jangan khawatir... WAH! SATU!"

Kyungju sudah melonjak-lonjak senang di tempatnya berdiri di paling depan papan, dan Yoonsung juga menemukan nama Kyungju berada di peringkat pertama daftar itu, dengan nilai dari 7 mata pelajaran yang diujikan dengan nyaris sempurna: 93, 94, 91, 91, 92, 93 dan 100. Yoonsung membelalakkan matanya tidak percaya pada nilai Kyungju yang, dia sangat mengerti sepupunya ini, hanya belajar semalam sebelum ujian berlangsung.

"Wah, ini kau, Yoonsung! Peringkat 9! Kau tau, ini tidak buruk! Hanya ada 3 murid kelas 7 dalam peringkat sepuluh besar! Ini kau, ini!"

Dengan semangat, Kyungju menempelkan telunjuknya di peringkat 9: Song Yoonsung, yang ujian dengan 5 mata pelajaran, dan nilai kelimanya adalah: 96, 94, 91, 91, dan 95.

"Sebenarnya rata-rata nilai kita sama: 93,4 dan aku hanya menang 0,0 berapa point di atasmu. Wah aku sangat beruntung," ujar Kyungju sambil mengelus dadanya, "kau tau eomma akan menyita laptopku kalau aku tidak masuk peringkat 5 besar?"

"Aku dengar itu, dan kupikir keun eomoni hanya main-main."

"Tidak, dia serius, percayalah padaku. Tapi ngomong-ngomong ayo kita temui Soohee. Dia harus mentraktirku karena dia di peringkat 3. Kau ikutlah, bantu aku makan."

Tak ada alasan untuk menolak dan tak bisa berlari karena pundaknya dirangkul Kyungju, Yoonsung menuruti saja keinginan sepupunya ini.

***

Yoonsung memutar bola matanya ketika dia melihat kerumunan gadis-gadis di dekat pintu gerbang sekolah: rasanya dia tau siapa yang ada di luar gerbang sekolah dan orang itu tidak bisa masuk ke dalam kalau sekolah tidak dibuka untuk umum. Yang membuat Yoonsung lebih risih, gadis-gadis itu juga berkerumun makin banyak dan sebagian menunjuk-nunjuknya ketika dia berusaha lewat. Tubuhnya lelah setelah jam berenang tadi dan yang sekarang dia inginkan hanyalah tidur siang yang tenang di rumah. Tapi sepertinya tidur siangnya tidak akan tenang karena memang benar dugaannya: Kyungju menungguinya di depan gerbang sekolah. Kyungju duduk santai di kap depan mobil sport yang baru dibelikan ayahnya tiga bulan yang lalu sebagai hadiah kelulusan (dan lulus dengan peringkat keempat seluruh SMA Korea). Kyungju melambai senang pada Yoonsung yang mau tak mau menghampirinya.

"Ayo, aku jemput kau, kita sekalian pulang."

"Tak ada jadwal kuliah, hyong?"

"Sudah selesai untuk hari ini. Dan tebak, aku punya kabar gembira."

Kyungju merangkul pundak Yoonsung dan membawanya mendekat.

"Aku sudah punya pacar pertamaku. Tebak siapa dia."

Yoonsung tau, dalam keadaan begini, lebih baik dia hanya memasang wajah penasaran dan Kyungju pastilah akan segera memberitaunya tanpa dia susah payah menebak, karena pacar Kyungju bisa siapa saja, atau mungkin bahkan yang tidak dikenalnya sekalipun.

"Han, Eun, Rim!"

Jantung Yoonsung berhenti berdetak sejenak. Mengapa dari sekian banyak nama, harus nama itu yang didengarnya?

"Kenapa kau tidak bereaksi? Dia memang agak lamban dalam berpikir dan terlalu berisik, tapi dia cantik kan? Dia menyatakan perasaannya padaku dua hari lalu dan setelah kupikir, aku juga cukup menyukainya, jadi kami resmi pacaran hari ini," jelas Kyungju panjang, tampak senang.

Siang itu, Yoonsung tidak bisa tidur dan dia menghapus seluruh foto teman sekelasnya Han Eunrim dari ponselnya...

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun