"Ngomong-ngomong, miss benar. Tentang jatuh cinta itu tidak pernah salah."
Aku memandangi wajah Dongsun tajam. Sedang ke arah mana pembicaraan ini?
"Sekalipun kalian adalah guru dan murid, tapi siapa yang bisa mencegah apa yang ingin hati rasakan?" tanyanya sambil tersenyum.
"Dongsun-ah..."
"Aku tidak akan menghalangi kalian," ujar Dongsun, "siapapun yang miss pilih: Chungdae atau Donghyun. Tapi kalau bisa miss memilih dongsaengku ya."
Aku terkejut, tidak tau bagaimana menanggapi gurauan Dongsun.
"Alangkah baiknya jika tak ada yang tersakiti. Tapi siapa yang pernah menduga jika mereka akan terlibat dalam love triangle."
Aku tertawa hambar. Dan kenapa aku harus menjadi perempuan di antara dua sahabat itu? Kalau bisa memilih, akupun tak mau.
"Tapi tolong berhati-hati miss. Perlu waktu lama bagi semua orang untuk mengerti. Bahkan mungkin mereka tak akan pernah mengerti."
"Aku tau. Terimakasih Dongsun."
Kami berbalas senyum dan aku merasa hatiku sedikit lega.