Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] I'm (Not) Allow to Love You [23]

23 Mei 2020   12:27 Diperbarui: 23 Mei 2020   12:19 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

Song list:

  • Crush -- Beautiful
  • NCT DREAM -- Candle Light
  • IOI -- Downpour
  • WANNA ONE -- Home
  • WANNA ONE -- I.P.U Confession Version
  • Henry -- It's You
  • NU'EST -- Love Without Love
  • YookSungjae -- Loving You Again
  • DGNA -- Lucky Man
  • Yoo Seonho -- Maybe Spring

Besok adalah hari yang paling ditunggu-tunggu siswa SMA Hwachin. Selama 3 hari 2 malam mereka akan menginap di area pantai untuk karya wisata. Para guru juga sibuk luar biasa untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Aku memang tidak dilibatkan langsung sebagai panitia persiapan tapi aku perlu membagi kelas menjadi 2 dan memilih penanggungjawab di setiap kelompok. Akhirnya aku memilih Dongsun dan Chungdae sebagai ketua kecil dan sekarang aku sedang merampungkan penyusunan kamar untuk muridku.

"Apakah itu persiapan untuk besok?"

"Jangan mengintip."

Aku dan Donghyun duduk di karpet di ruang tamu setelah makan malam. Dia berusaha mengintip apapun yang kutulis.

"Aku ingin tau siapa teman sekamar hyongku nanti."

"Tidak tidak, ini rahasia."

Kubawa kertasku menjauh.

"Kerjakan tugasmu."

"I can't concentrate noona."

Dia memandangiku dan aku teringat kejadian di tempat ini, persis lima hari yang lalu dan pipiku terasa panas. Belum lagi ditambah apa yang sebelumnya terjadi di coffee shop. Aku memalingkan wajahku. Kenapa aku selalu membalas ciumannya? Aku mencium anak di bawah umur. Aku pastilah sakit mental. Perlahan kurasakan tangan Donghyun mengelus kepalaku. Aku kembali menoleh padanya dengan jantung yang berdebar keras. Aku tak menyangka dia jadi begitu berani sekarang. Dia mengambil rambutku.

"Let me fix it noona. Your hair looks so messy."

Aku yakin jika dia sering memberiku kejutan pastilah aku bisa sakit jantung. Donghyun perlahan memperbaiki ikatan rambutku.

"Your hair smells so good noona."

"Donghyun-ah, apakah kau sudah selesai mempersiapkan barang-barangmu?"

Aku mendorongnya menjauh dan pura-pura fokus dengan kertasku lagi. Hyereum eonni baru memasuki ruang tamu.

"Ah ya eomma, aku akan mengeceknya sekali lagi."

Donghyun cepat-cepat berdiri dan setengah berlari ke kamarnya.

"Choeun masih sibuk?" tanyanya.

"Ya, aku akan selesai sebentar lagi."

"Cepatlah istirahat karena kau pasti akan capek juga di acara karya wisata itu."

"Baik, eonni."

Segera kubereskan barang-barangku dan masuk ke kamar. Nyaris saja. Tapi aku lelah selalu mengingatkan Donghyun untuk tidak bertindak yang aneh-aneh, karena bisa saja ada orang lain di sekitar kami. Aku tak menyangka dia ternyata nekad juga. Meski waktu itu kami hampir dipergoki Dongsun dan kali ini eommanya, aku berharap dia berhenti melakukan hal-hal aneh itu. Aku terlalu membiarkannya bebas sepertinya.

***

"PANTAI!"

"Shhh diam, kau tak pernah ke pantai?"

Aku lega Yeowoo menahan Joonki. Kim Sonsaengnim sebagai penanggungjawab karya wisata ini mengingatkan para guru bahwa murid-murid kemungkinan besar akan liar ketika tiba di lokasi dan wali kelas harus bisa mengontrol situasi. Joonki tampak ingin bernegosiasi dengan Yeowoo melalui lirikan matanya tapi Yeowoo malah melotot makin galak.

"Baik, 2B kesini!"

Aku memilih titik yang agak jauh dari bibir pantai dan menancapkan bendera berwarna ungu. Chungdae dan Dongsun membantu menggelar tikar disana. Setelah tikar digelar, anak-anak mulai duduk.

"Mulai sekarang, setiap kali ada jadwal perkumpulan kelas, posisi kita adalah disini. Chungdae dan Dongsun akan membagikan jadwal acara kita dan jadwal itu tidak boleh hilang," jelasku dengan lantang, "di akhir acara akan ada perhitungan nilai dan kelas yang menjadi pemenang akan ditraktir makan daging oleh pihak sekolah."

Suasana menjadi agak ramai dan anak-anak terdengar antusias ketika membaca jadwal.

"Setiap ada acara makan dan jadwal bersih-bersih, tolong lakukan itu dengan teman sekamar kalian. Jangan lupa juga, ketika ada masalah apapun, melaporlah kepada ketua kecil kalian."

"Mereka tidak kecil miss," celetuk Joonki menunjuk Chungdae dan Dongsun.

"Itu hanya istilah. Baik, kalian bisa menikmati waktu bebas sampai jam makan siang dan mengikuti jadwal sesudahnya."

"Ingat, bebas bertanggungjawab ya teman-teman," Dongsun mengingatkan dengan lantang sambil memandangi punggung Joonki yang menjauh menuju pantai.

"Perlu kuawasi dia untukmu?" tawar Yeowoo pada Chungdae.

"Kita berdua harus mengawasinya," jawab Chungdae, "ya! Sun Joonki, tunggu!"

Aku tertawa melihat tingkah mereka. Chungdae tampak cukup ceria hari ini, syukurlah. Mungkin ini memang waktu yang tepat untuk move on dari dia.

"Miss Baek!'

Aku tersenyum pada Donghyun yang berlarian mendekatiku.

"Ayo kita cari sesuatu untuk dimakan, aku sudah lapar."

"Ayo, disana ada yang menjual makanan kecil," ajakku sambil menunjuk kejauhan.

"Aku menjadi ketua kecil," lapornya, "anggota kelompokku..."

***

"Miss Baek, terimakasih karena bersedia membantuku mempersiapkan game."

"Tak masalah, Kim Sonsaengnim. Kurasa mereka akan suka game ini."

Setelah jam 3 sore, para murid kembali diberikan waktu bebas sebelum sesi game jam 4 sore nanti. Aku memegang beberapa bendera berwarna kuning yang diikatkan pada batu kecil. Aku harus meletakkan bendera itu menyebar jauh.

"Miss, kami boleh membeli makanan kan?" tanya Joonki.

"Kau ini kelaparan terus," keluh Yeowoo.

"Ya boleh tapi kembali sebelum jam 4," kataku memberi izin.

"Ayo!"

Jika ada gelar murid paling ceria satu SMA pastilah Joonki yang memenangkan gelarnya. Dengan ceria dia merangkul Yeowoo dan Chungdae dan membawa mereka pergi. Sepanjang aku membantu Kim Sonsaengnim, aku melihat Hyeil dan Dongsun sedang bermain voli disaksikan beberapa murid 1B termasuk Donghyun. Sepertinya anak-anak menikmati acara ini, jadi aku juga senang. Aku naik ke daerah karang di dekat pantai yang tidak terlalu tinggi. Kurasa kalau kuletakkan disini, mereka butuh waktu ekstra untuk menemukan benderanya. Kusembunyikan satu bendera di celah karang dan satu lagi di puncak karang. Tapi aku kurang hati-hati jadi benderanya jatuh ke air. Oh tidak, aku harus mengambilnya. Aku maju selangkah dan berlutut, lalu menjulurkan tanganku. Ya, aku akan bisa meraihnya dengan maju sedikit lagi... tapi aku tak tau ketika aku memindahkan tangan kananku untuk memegang karang yang lebih jauh, karang itu licin dan aku kehilangan keseimbanganku. Aku bisa merasakan tubuhku jatuh ke air yang dingin. Aku berusaha berteriak tapi air malah memasuki mulutku ketika aku berusaha mengepak sekuat tenaga, tapi aku tau aku tak mampu... seperti dulu, aku tak pernah menang melawan air. Aku tak suka berada di dalam air seperti ini. Kepalaku pusing. Siapapun itu, tolong aku. Heo Chungdae...

***

Disclaimer: This novel is a work of fiction. The similarity of the name, nature and character traits are accidental. Plot of the story is written using pure imagination of the author. The author also do not have all the songs in the playlist for this novel, but solely to help readers get the right feeling when listening to the song and read this novel. This novel concept is "Korean drama" with a cast that was introduced in cast trailers and included in the genre of fanfiction and romance. This novel is STRONGLY RATED for YOUNG ADULT and ADULT at age 17 or more, it's not recommended for readers under that age. If there is bad effect (such as forming a negative thought to follow the bad influence of this story), author WILL NOT BE RESPONSIBLE for it, since all of it is a work of fiction. This novel is also a part of ARTWORK. Author stated that there are some good moral values which also can be taken from this novel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun