"Baik, eonni."
Segera kubereskan barang-barangku dan masuk ke kamar. Nyaris saja. Tapi aku lelah selalu mengingatkan Donghyun untuk tidak bertindak yang aneh-aneh, karena bisa saja ada orang lain di sekitar kami. Aku tak menyangka dia ternyata nekad juga. Meski waktu itu kami hampir dipergoki Dongsun dan kali ini eommanya, aku berharap dia berhenti melakukan hal-hal aneh itu. Aku terlalu membiarkannya bebas sepertinya.
***
"PANTAI!"
"Shhh diam, kau tak pernah ke pantai?"
Aku lega Yeowoo menahan Joonki. Kim Sonsaengnim sebagai penanggungjawab karya wisata ini mengingatkan para guru bahwa murid-murid kemungkinan besar akan liar ketika tiba di lokasi dan wali kelas harus bisa mengontrol situasi. Joonki tampak ingin bernegosiasi dengan Yeowoo melalui lirikan matanya tapi Yeowoo malah melotot makin galak.
"Baik, 2B kesini!"
Aku memilih titik yang agak jauh dari bibir pantai dan menancapkan bendera berwarna ungu. Chungdae dan Dongsun membantu menggelar tikar disana. Setelah tikar digelar, anak-anak mulai duduk.
"Mulai sekarang, setiap kali ada jadwal perkumpulan kelas, posisi kita adalah disini. Chungdae dan Dongsun akan membagikan jadwal acara kita dan jadwal itu tidak boleh hilang," jelasku dengan lantang, "di akhir acara akan ada perhitungan nilai dan kelas yang menjadi pemenang akan ditraktir makan daging oleh pihak sekolah."
Suasana menjadi agak ramai dan anak-anak terdengar antusias ketika membaca jadwal.
"Setiap ada acara makan dan jadwal bersih-bersih, tolong lakukan itu dengan teman sekamar kalian. Jangan lupa juga, ketika ada masalah apapun, melaporlah kepada ketua kecil kalian."