Aku bangun dan mengambil kimbap yang sempat kuhangatkan 10 menit yang lalu dari dalam microwave. Aku kembali duduk di sampingnya di lantai. Dengan santainya dia menyandarkan tubuhnya ke samping tubuhku dan mengistirahatkan kepalanya ke pundakku.
"Min Donghyun," hardikku perlahan.
"Mereka semua sudah tidur."
"Bagaimana kalau Dongsun mau ke kamar mandi?"
"Dia biasanya tidak akan bangun."
Aku tak bisa menasehati Donghyun dan lagipula... aku menyukai saat-saat ketika dia tidak menjahiliku dan malah bersikap manja seperti ini. Aku mengambilkan sepotong kimbap dan menyuapinya, karena aku sudah tau apa yang dimaksudnya ketika dia menunjuk-nunjuk mulutnya.
"Apakah enak? Aku yang membuatnya tapi aku tidak mencicipinya sama sekali."
"Kenapa tidak?"
"Karena kukira kau akan lapar. Bayangkan kalau aku menghabiskannya tadi, kau kemungkinan terpaksa makan ramen."
"Mau mencicipinya?"
Dia duduk tegak dan sesaat kukira dia akan mengambil kimbap, tapi dia mendekatkan wajahnya ke wajahku.