Chungdae duduk dan terlihat agak pucat, keringat membasahi seluruh tubuhnya.
"Chungdae, kau sangat hebat!" pujiku.
"Terimakasih miss. Maaf tapi apa aku boleh pulang duluan hari ini?"
"Apa ada yang sakit?"
"Tidak. Aku hanya ingin beristirahat."
"Ah baiklah, beristirahatlah yang cukup. Aku bisa menyelesaikan rekapitulasinya sendiri."
"Terimakasih. Sampai ketemu besok."
Rasanya ada yang aneh pada Chungdae. Tapi aku berharap dia baik-baik saja. Dan memikirkan dia mencapai babak final untuk basket, sepakbola dan taekwondo, itu berarti peluang dia memenangkan taruhan semakin besar. Apa yang harus kulakukan? Kenapa aku berjanji padanya?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!