"Yang mana?"
"Bahwa bowling tidak masuk dalam taruhan kita."
"Oh ya, tenang saja," aku tersenyum meyakinkannya.
Ssmentara itu Donghyun menang telak melawan perwakilan SMP 2A. Skornya nyaris sempurna, hanya kurang 1 poin.
"Donghyun memang rajanya," pujiku sambil bertepuktangan dengan yang lain, "selamat Donghyun, besok final kan?"
"Ya miss, terimakasih," balasnya sambil agak tersipu.
"Hey Chungdae tunggu! Mari kita ke sekolah bersama!" teriakku ke punggung Chungdae.
Chungdae tidak terlihat ceria hari ini, tapi tim sepakbola kami melaju ke babak final, dan akan melawan kelas 1B, kelasnya Donghyun. Dongsun, sayangnya, kalah di cabang bulutangkis. Tapi tak apa, kelas 2B hampir semuanya masuk final mulai dari basket, lari, sepakbola dan voli. Dan mungkin all final untuk taekwondo, tergantung apakah Chungdae dan Dongsun bisa mengalahkan lawan-lawan mereka hari ini. Eunyul eonni bergabung denganku lagi.
"Chungdae terlihat seperti ingin mengambil nyawa lawannya. Beritahu dia, lawannya itu Cuma adik kelasnya."
Eonni benar. Hari ini Chungdae bertarung mati-matian, bahkan kaki kirinya terlihat sehat saat ini. Apa yang terjadi dengannya?
"Heo Chungdae melaju ke babak final!" putus tim juri.