Aku menganggukkan kepalaku dengan bersemangat, "enak sekali, Donghae-sshi, aku suka."
        Donghae menuju mejanya dan meletakkan nampan itu.
        "Aku sudah bilang jangan panggil aku dengan sebutan --sshi lagi. Xili belum bangun?"
        "Belum. Dia terlalu capek. Untung Cuma aku yang sakit, soalnya aku cepat sehat."
        Lalu mataku terpancang pada sosok pria di depan pintu. Pria cantik yang tidak kukenal. Tapi aku tidak bisa melepaskan pandanganku dari wajahnya. Terpana.
        "Siapa mereka?" dia buka suara, menunjuk aku dan Xili bergantian.
        "Duduk, ngobrol, makan," ujar Donghae sambil menekan bahu pria itu, memaksanya duduk di kursinya.
        Donghae agak berinjit saat melakukannya, temannya lebih tinggi. Aqian juga masuk beberapa detik kemudian.
        "Itu letakkan di meja Leeteuk hyung saja. Hati-hati tumpah. Dia tidak suka mejanya basah."
        Aqian meletakkan nampan berisi jus dengan hati-hati. Donghae menunjuk tepian ranjang Xili, jadi Aqian langsung duduk disana. Sementara Donghae menuang minuman, suasana hening.
        "Heechul hyung, mereka Mai Yifang, Huang Xili, Qian Meifen, dari Guangzhou. Semuanya, ini Kim Heechul, temanku."