Klaim Teritorial: Kedua belah pihak mengklaim hak atas wilayah yang sama, terutama di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza. Perbedaan pandangan mengenai batas-batas negara dan hak kepemilikan tanah menjadi sumber ketegangan.
Agama dan Identitas: Konflik ini juga memiliki dimensi agama dan identitas. Yerusalem, misalnya, dianggap kota suci oleh tiga agama besar (Yudaisme, Kristen, dan Islam), dan klaim atas kota ini memperumit situasi.
Ketidaksetaraan: Ketidaksetaraan dalam akses terhadap sumber daya, pekerjaan, dan layanan publik di wilayah Palestina juga memperdalam ketegangan. Pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat juga menjadi isu sensitif.
Ketidakstabilan Regional: Konflik ini terkait dengan dinamika politik dan ketidakstabilan di Timur Tengah secara keseluruhan. Keterlibatan negara-negara tetangga dan kepentingan geopolitik juga memainkan peran.
Ketidakmampuan Menemukan Solusi: Meskipun ada upaya perdamaian, kesulitan menemukan solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak telah menghambat penyelesaian konflik.
Semoga suatu hari nanti, perdamaian dapat dicapai dan masyarakat Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan dengan aman dan sejahtera.
Lalu dampak konflik dari Israel-Palestina terhadap warga sipil sangat berat dan tragis. Berikut beberapa dampak yang dirasakan oleh warga di wilayah tersebut:
Korban Jiwa:
Warga sipil, termasuk anak-anak, sering menjadi korban dalam bentrokan, serangan udara, dan operasi militer. Kematian dan luka-luka menghancurkan keluarga dan komunitas.
Pengungsi:
Konflik ini telah menghasilkan jutaan pengungsi. Banyak warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan hidup dalam kondisi yang sulit di kamp-kamp pengungsian.