Halo teman-teman namaku Ara. Aku bersekolah di SMA Kencana Pagi. Aku punya 4 sahabat yaitu Kia, Alexia, Roro, dan Shasha. Kami bersahabat sejak kelas 8 SMP. Rasanya seru sekali kalau mengulang masa-masa itu, aku rindu berada di saat itu. Kami memang punya beberapa kesamaan, kami suka memasak, mendengarkan musik yang sama dan kami juga suka membaca.Â
Selasa pagi, kami dikejutkan dengan pengumuman yang mengatakan bahwa tiga hari lagi akan diadakan lomba sekolah mendadak untuk memperingati open house sekolah. Lomba itu terdiri dari lomba menulis cerpen, memasak dan puisi. Disaat kami tau akan ada lomba memasak, kami berlima sangat gembira karena memang dari awal kami suka memasak. Namun kesenangan kita tidak berjalan lama. Selain diberi tahu lomba apa saja yang akan dilaksanakan, kami juga diberitahu ketentuannya. Ternyata kita harus membuat makanan tradisional dan hanya boleh 4 anak yang ikut lomba memasak, sendangkan kami ber 5. Kecewa, bingung, sedih itulah yang kami rasakan pada siang hari itu.
 "Bu Tara, itu ngga bisa 5 orang kah yang ikut lomba memasak?" kata RoroÂ
"Waduh, memang begitu Roro ketentuannya, karena sekolah juga tidak menyediakan tempat sebesar itu" Jelas ibu Tara.Â
Setelah ditulis siapa saja murid yang akan mengikuti lomba tersebut, sekarang hanya tersisa untuk lomba memasak. Kami disitu diam dan tidak ada yang mau mengalah. Semua ingin mengikuti lomba tersebut. Tapi mau bagaimanapun, jumlah anak yang akan mengikuti lomba tersebut sudah ditetapkan. Lalu Shasha melontarkan pendapatnya.
 "Guys bagaimana kalau aku saja yang ikut. Mamaku punya restoran." katanya
 "Boleh juga sih. Aku juga harus ikut! Kan kalian tau aku sering buat roti dan ayahku juga punya dapur yang besar buat kita latihan masak." Kata Alexia.Â
"Iya, enak sekali roti buatanmu Alex, sampai-sampai tidak ada rasanya. Kalau gitu aku saja deh yang ikut, masakanku lebih enak!" ujar Shasha.Â
Tersisa satu orang lagi, tapi aku dan Roro tidak ada yang mau mengalah. Kami saling membanding-bandingkan keahlian kami. Aku biasa membuat roti dan lumayan ahli sedangkan Roro juga biasa memasak masakan dari macam-macam negara. Disitulah kami mulai kehilangan arah, dan cekcok pun terjadi.Â
"aku lebih hebat Ra daripada kamu!"
 "Enak saja kau bilang, jelas aku yang lebih hebat Ro!"Â
Suasana dikelas makin memanas, kami masih berdebat siapa saja yang masuk dalam tim. Disitu kamu benar-benar egois dan tidak memikirkan pertemanan kami. Namun Bu Tara menghentikan percekcokan tersebut dan bilang bahwa, 2 cowo dan 2 cewe saja masuk dalam satu tim agar suasana tidak semakin ricuh.Â
Disitu kami ber 5 diam dan bingung. Satu persatu dari kami mengundurkan diri menjadi tim lomba masak dan disitulah kami menyesal saling memamerkan kealian kami. Karema gara-gara perdebatan karena masalah kecil dan sepele ini pertemanan kita jadi hancur seketika. Kami saling menatap tapi tidak ada yang mau mulai bicara. Namun beberapa saat kamudian Roro meminta maaf kepadaku, dan akhirnya kami ber 5 saling memaafkan satu sama lain.
 "Ga lagi-lagi deh ribut karena hal sepele kayak gini. Aku gamau karena hal sepele pertemanan kita jadi hancur. Maaf ya teman-teman aku terlalu egois dan tidak memikirkan pendapat teman lain" ujar Shasha.Â
"Bener Sha, maafin aku ya teman-teman aku terlalu egois, mikirin diri aku sendiri dan kita ga mikirin pendapat kalian." Kataku.Â
Pada akhirnya kamu berpelukan dan berjanji tidak akan egois agar pertemanan yang kami buat tidak rusak. Kami harus lebih sering mendengarkan pendapat orang lain dan jangan langsung mengambil keputusan.
 Ternyata ada dua orang cewe dan cowo dari kelas kami yang bersedia ikut lomba memasak. Walaupun akhirnya tidak ada dari kami yang ikut lomba memasak, setidaknya kami lega. Pertemanan kami masih utuh seperti dulu dan tidak jadi rusak. Aku bersyukur punya teman-teman seperti mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI