Matahari belum sepenuhnya menampakkan wajahnya ketika Dila sudah bersiap meninggalkan rumah. Udara pagi yang sejuk menusuk kulit, namun tidak menyurutkan semangatnya. Setiap hari, rutinitas ini tak pernah ia lewatkan. Sebagai seorang penjual kue keliling, Dila tahu betul arti kerja keras.
Sejak ayahnya meninggal, beban keluarga jatuh ke pundaknya. la harus menghidupi ibu dan adiknya yang masih sekolah. Kue-kue buatannya yang sederhana, seperti bolu kukus, brownies, dan kue lapis, menjadi tumpuan utama keluarga. Dengan sepeda bututnya, Dila berkeliling kampung, menjajakan kue-kuenya dari rumah ke rumah.
Terkadang, la merasa lelah. Tubuhnya terasa remuk karena harus berjalan kaki sejauh berkilometer- kilometer. Namun, ketika melihat senyum bahagia di wajah pelanggannya saat menikmati kue buatannya, semua lelah itu sirna seketika.
"Mbak Dila, kue lapisnya enak sekali!" puji Bu Dewi, pelanggan setianya.
Pujian seperti itu selalu menjadi penyemangat baginya. Dila tidak pernah berhenti belajar membuat kue baru. la mencari resep-resep unik di internet dan mencoba membuatnya sendiri. Berkat ketekunannya, kue-kue buatannya semakin beragam dan diminati banyak orang.
Suatu hari, seorang ibu rumah tangga bernama Bu Ani menyarankan Dila untuk mengikuti lomba membuat kue yang diadakan oleh sebuah perusahaan makanan. Awalnya, Dila ragu. la merasa tidak percaya diri untuk bersaing dengan para peserta lain yang lebih berpengalaman. Namun, atas dorongan Bu Ani, akhirnya Dila memutuskan untuk ikut.
Persiapan lomba sangat melelahkan. Dila harus begadang untuk menyempurnakan resep kue barunya. Namun, ia tetap bersemangat. la ingin membuktikan bahwa dengan kerja keras, segala sesuatu mungkin.
Hari lomba tiba. Dila datang ke lokasi dengan perasaan deg-degan. Peserta lain terlihat sangat profesional dengan peralatan masak modern mereka. Dila hanya membawa peralatan seadanya,namun ia tetap optimis.
Proses pembuatan kue berlangsung seru. Dila mengerjakan setiap tahap dengan penuh konsentrasi, la berharap kue buatannya bisa memukau para juri. Setelah beberapa jam, semua peserta selesai membuat kue.
Pengumuman pemenang membuat suasana menjadi tegang. Ketika namanya disebut sebagai juara kedua, Dila tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. la mendapatkan hadiah uang tunai yang cukup besar dan sebuah sertifikat.
Dengan uang hadiah itu, Dila bisa memperbaiki sepeda bututnya dan membeli bahan-bahan kue yang lebih berkualitas. la juga bisa membantu ibunya merenovasi rumah mereka.