Mohon tunggu...
Siti Nurrobani
Siti Nurrobani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate sociology student at UGM

Membuat dan menulis di Blog ini sebagai saluran dari aspirasi saya sebagai mahasiswa. Saya tertarik dengan isu politik, budaya, dan perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perspektif Sosiologi: Tren Romantis Taylor Swift di TikTok Menciptakan Standar Ganda

22 Februari 2024   21:10 Diperbarui: 7 Maret 2024   12:08 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taylor Swift sang ikon pop (sonora.id)

Dengan demikian, agen ini melakukan tindakan yang kemudian menyebabkan produksi dan reproduksi tindakan lain dikemudian hari. Akibatnya, agen ini berubah menjadi agensi.” Giddens (dalam Octavianto, 2014).

Para pengguna TikTok, baik laki-laki maupun perempuan akan mengambil kesimpulan yang berbeda di waktu yang sama. Misalnya, dengan tren gentleman ini, laki-laki akan merangkai dan mengelompokkan cara-cara untuk bisa memenangkan hati perempuan.

Sebaliknya, perempuan justru menjadi sangat berharap untuk dapat diperlakukan dengan demikian sesuai dengan hasil tontonannya sehari-hari. 

Sebagai makhluk sosial, hal ini wajar karena individu yang terpapar oleh media akan menciptakan sebuah standar atau stigma sendiri yang dapat memengaruhi cara individu atau agen tersebut memperhatikan, menyimpan, dan menafsirkan pesan-pesan di media, sehingga nantinya pesan ini akan turut mempengaruhi cara mereka melihat value dalam kehidupan romantis mereka (Bandura dalam Holmes, 2007)

Algoritma For You bisa disebut sebagai sebuah struktur yang dimaksud oleh teori strukturasi ini. Pasalnya, ketika agen sudah merasa tidak nyaman dengan apa yang terus dilihatnya, agen memiliki kuasa untuk memberontak dan mengubah struktur.

Namun, tindakan atau praktik sosial ini secara berkelanjutan diciptakan ulang melalui sarana yang mereka gunakan untuk mengekspresikan diri mereka sebagai aktor.

Di dalam dan melalui tindakan sosial ini, agen menghasilkan sejumlah kondisi yang memungkinkan aktivitas atau praktik sosial tersebut diikuti oleh agen lain (Giddens dalam Nashir, 2012).

Dari fenomena ini pasti terdapat agen yang merasa didominasi oleh struktur atau tren-tren dari platform TikTok. Namun, sebagai manusia harusnya kita sadar bahwa kita memegang kendali bebas atas diri kita. Kebebasan yang dimaksud artinya kita mempunyai pilihan untuk tidak terpapar terlalu sering oleh TikTok dan segudang dampaknya.

Oleh karena itu, Ketika kita merasa dikuasai oleh algoritma TikTok, sebaiknya buatlah konstruksi pertanyaan berupa: untuk apa saya menonton ini dan apa manfaatnya bagi keberlangsungan hidup saya kedepannya.

Kesimpulan

Konsep dari teori Giddens tentang strukturasi memberikan pilihan paradigma yang baru bahwa tidak harus struktur maupun agen yang mendominasi praktik atau aktivitas kehidupan sosial manusia. Namun, hal ini dapat dilihat sebagai relasi timbal balik.

Artinya, agen tidak perlu merasa didominasi oleh struktur (TikTok) sebab dominasi tersebut pun timbul atas pilihan agen sendiri yang menghabiskan waktunya untuk terpapar dalam ruang dan waktu teknologi. Jika terlihat susah, tegaskanlah bahwa never take anything for granted.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun