Mereka mengisolasi DNA hiu yang notabene pertumbuhannya tidak berhenti dan mengombinasinya agar orang tersebut dapat tumbuh seperti paus biru, kuat seperti kumbang badak, cepat seperti cheetah, dan memiliki kemampuan fast recovery dari tikus duri afrika. Mereka juga mengembangkan CRISPR yang awalnya hanya mengubah DNA satu sel dalam sekali waktu menjadi cepat dalam mengirim perubahan ukuran DNA di tubuh inangnya. Jika saja uji coba mereka berhasil, Energyne tentu saja akan menjualnya kepada pemerintah dengan harga yang tinggi.Â
Namun naas, percobaan mereka gagal, tikus percobaan mereka tidak hanya kuat dan cepat, tetapi juga ganas dan berbahaya. Kerusakan yang diakibatkan oleh tikus percobaan tersebut akhirnya membuat sampel CRISPR yang lain menginfeksi hewan hewan di bumi, salah satunya George.
Selain untuk memperkenalkan teknologi CRISPR kepada orang awam, film ini juga memiliki intensi untuk menunjukan bahwa, dibalik seribu keuntungan CRISPR, masalah yang ditimbulkan dari teknologi ini juga sangat besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H