Mohon tunggu...
Okky Dinova
Okky Dinova Mohon Tunggu... Full Time Blogger - just your normal "weird" guy

Resensi Film / Serial TV / Video Game dan berbagai tulisan "iseng" lainnya XD http://okkydinova.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

[Resensi Film] "Dreadout", Hargai Karya Anak Bangsa?

3 Januari 2019   23:31 Diperbarui: 3 Januari 2019   23:38 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suka tidak suka film ini memiliki BANYAK sekali kalimat/kata dalam bahasa Sunda (lebih tepatnya "Sunda Kasar") yang awalnya saya benci (karena saya dibesarkan di lingkungan hipokrit) tetapi pada akhirnya saya anggap sebagai nilai plus untuk film ini (anggap saja sebagai stereotype warga Sunda untuk film-film Indonesai di masa depan XD) karena jaman sudah berubah (baca : terjadi penurunan makna pada kata-kata yang dulu dianggap "kasar"). Jadi siap-siap saja mendengar 2 kata ini (Anj*** dan Ain*) selama film ini berlangsung XD.

Visual dan Special Effect pada film ini tergolong di atas rata-rata, terutama desain hantu meskipun beberapa hanya muncul sesaat (seperti Pocong dengan Celurit) dan properti set yang mencoba mirip dengan versi game, sayang sekali 2 hantu favorit saya (babi ngepet dan Scissor Phantom) tidak muncul pada film ini. Sinematografi juga tampil standar sehingga membuat beberapa adegan horor menjadi mudah ditebak dan pada akhirnya membuat film ini menjadi tidak menakutkan, tetapi ada beberapa adegan yang memakai sudut pandang orang pertama yang bagi saya terlihat menarik.

"Melawan hantu dengan kamera Smartphone" menjadi fokus pada film ini, sayangnya hanya Linda yang mau melakukan hal ini (dan ditutup-tutupi dengan klise "hanya Linda yang bisa"), padahal pastinya semua karakter pada film ini memiliki smartphone. Otomatis hal ini membuat saya bengong sambil berpikir...

Hal "ngaco" lain yang saya temukan adalah penggunaan portal dunia lain yang memakai kolam yang berarti pakaian para karakter akan "basah", tapi hebatnya pakaian mereka pada film ini tergolong "cepat kering" meskipun memakai portal berkali-kali -_- (mungkin ada tim laundry yang siap mengeringkan pakaian mereka dengan cepat XD).

Overall film ini mencoba berbagai hal baru dari segi cerita (tetapi tidak diselesaikan dengan baik) dan memiliki Visual yang bagus, sayangnya tidak didukung dengan akting para karakter yang ada, belum lagi sinematografi yang membuat film ini menjadi tidak menakutkan.

Film ini memiliki 2 post-credit scene, tapi saya hanya melihat satu saja karena sudah terlalu kecewa dengan film ini. 2 adegan itu adalah :

  • adegan humor yang memiliki pesan "Sing sabar ya Kang"

  • menurut "sedikit" info yang ada (karena rata-rata orang yang menonton di hari pertama itu pelit), adegan ini menjadi jembatan penghubung film ini dengan versi game dan menandakan jika film ini adalah Prequel dari versi game!!!

Katakanlah film ini merupakan prequel dari versi game. Hal ini membuat saya terpaksa harus men-"cocoklogikan" Linda dengan Rebecca Chambers dari serial Resident Evil yang mengalami peribahasa...

"Keluar dari Mulut Buaya, Masuk Ke Mulut Singa"

Conclusion

Adaptasi Video Game pertama dari Indonesia yang harus bernasib sama seperti film-film adaptasi Video Game lainnya. Visual dan desain hantu adalah 2 hal positif yang saya temukan pada film ini, sisanya sangat mengecewakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun