Characters
Jamar (Ario Bayu) dan Suwo (Yoshi Sudarso)
Dua bersaudara yang terusir dari "tanah air" karena ulah Van Trach dan kali ini siap untuk membalas dendam. Sifat mereka berdua terlihat bagai air dan minyak dengan Jamar yang terlihat dingin dan tertutup sedangkan Suwo yang terlihat sangat ceria dan terbuka. Ironisnya hal ini membuat Suwo lebih mendominasi film ketimbang saudaranya.
Arana (Tio Pakusadewo)
Pria yang membawa lari Jamar dan Suwo sekaligus membesarkan mereka di luar negeri karena Van Trach membantai semua anggota keluarga mereka, Arana juga yang membawa mereka mereka berdua kembali ke Pulau Jawa untuk membalas dendam.
Dialog Arana yang penuh dendam tetapi mampu mengendalikannya terlihat menarik selam film ini berlangsung, dan (serius) cara Arana memanggil Jarwo dan Suwo dengan panggilan "Boys" nyaris mengingatkan saya pada Kratos dari game "God Of War", sayang hal ini tidak sering Arana lakukan pada film ini.
(nyaris jadi meme)
Kiana (Pevita Pearce)
Gadis desa yang memiliki keahlian dalam memanah dan menunggangi "Buffalo", Kiona memiliki image gadis kuat yang sayangnya kurang dikembangkan.
Sri (Mikha Tambayong)
Adik Kiona yang terlihat sangat "spesial" tetapi malah menjadi tipikal karater DID (damsel in distress) selama film ini berlangsung.
Van Trach (Reinout Bussemaker)
Kompeni yang memimpin dengan sangat sadis, betul-betul cocok sebagai karakter antagonis pada film ini. Saya senang saat melihat penduduk kota mampu memahami dialognya yang memakai bahasa Inggris XD (berarti zaman jadoel belajar bahasa asing itu mudah XD)
Conclusion
Meski pada akhirnya dijejali berbagai elemen klise dan tidak memberikan hal yang baru, "Buffalo Boys" tetap harus diapresiasi dengan sepenuh hati karena berhasil menggabungkan genre Western yang dibumbui dengan berbagai elemen lokal. Benar-benar terlihat seperti "koboi dengan citarasa lokal".
My Score:
85