Mohon tunggu...
Okky Dinova
Okky Dinova Mohon Tunggu... Full Time Blogger - just your normal "weird" guy

Resensi Film / Serial TV / Video Game dan berbagai tulisan "iseng" lainnya XD http://okkydinova.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[Resensi Film] Disney Pixar "Coco", Selamat Datang di Kota Kematian

25 November 2017   22:55 Diperbarui: 26 November 2017   05:16 22890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Prolog

  Pixar Animation Studio adalah pemain besar dalam hal film animasi, karya-karya dari studio ini selalu meraih respon positif dari berbagai kalangan karena selalu memakai tema "unik" dalam setiap karyanya dan dijamin bisa membuat "baper" (dalam artian positif). Kelemahan Studio ini cuma satu "Jarang Mengeluarkan Sequel.

  Tapi beberapa tahun ini terlihat adanya penurunan kualitas dari studio ini, setelah InsideOut (2015) yang unik, 2 tahun berikutnya Pixar mengeluarkan The Good Dinosaur yang di mata saya kurang bisa memanfaatkan tema, Finding Dory yang terlihat "memaksa" , dan Cars 3 yang tidak membuat saya tertarik karena sudah kapok dengan Cars 2. memang sih film-film Pixar terbaik dambaan para fans baru akan muncul beberapa tahun ke depan ,terutama The Incredibles 2 yang membutuhkan 14 tahun!!!

  Tapi tahun ini Pixar memiliki kejutan dengan Coco, dan tema yang diusung film ini adalah "kehidupan setelah kematian" dalam bentuk Dia de Muertos,sebuah perayaan kematian yang berasal dari Mexico.

  Film Coco yang dirilis 1 bulan lebih awal di Mexico ternyata mampu membuatnya menjadi film dengan pendapatan terbaik sepanjang masa di Mexico, dan banyak pihak yang mengatakan bahwa film ini adalah film terbaik yang mengusung budaya Mexico. Pokoknya Coco terlhat sangat menjanjikan.

  Kesan saya setelah menonton film ini :

  "THX Pixar yag sukses bikin saya baper, sekarang kita butuh Incredibles 2 XD"

Tapi.......

Tapi.......


untuk yang belum tahu, Studio Pixar sudah dibeli oleh Disney. Jadi Disney berhak melakukan beberapa hal untuk mempromosikan film ini yaitu dengan menaruh film pendek sebelum film Coco dimulai.

  Dan film pendek yang ada kali ini adalah "Olaf's Frozen Adventure" yang bercerita tentang petualangan Olaf dalam mencari tradisi natal spesial khusus untuk Anna dan Elsa yang kecewa karena semua penduduk Arendelle memilih untuk merayakan natal di rumah masing-masing.

  Yup, Disney masih belum puas dengan kesuksesan Frozen yang sekarang telah berusia 4 tahun.

  Sebelumnya Disney pernah menerapkan hal serupa dalam film Live ActionCinderella dengan bentuk Frozen Fever.

  Sebenarnya tidak ada hal buruk dari film pendek ini, bahkan kualitas lagu + cerita Olaf's Frozen Adventure JAUH lebih baik ketimbang Frozen Fever.

  Masalahnya cuma 2 :

  • Durasi yang terlalu lama (21 menit untuk ukuran film pendek ???)
  • merusak impresi awal untuk film Coco karena akan tersirat bahwa Coco adalah film untuk "Cewek" atau memiliki karakter tipikal Disney Princess

  Tapimo gimana lagi, soalnya Disney yang memegang kuasa -_- , tapi serius ini penempatan film pendek ini sangat tidak sesuai dan bisa bikin bingung penonton yang ada. Lebih baik jika Franchise Frozen dilanjutkan dalam bentuk serial TV saja daripada dibikin seperti ini, atau kenapa tidak langsung membuat Frozen 2 (ada sih, tapi rencana rilisnya tahun 2019) toh saya yakin akan ada jutaan orang yang mau melihat Elsa menyanyi lagi (termasuk saya XD)

  Jadi, score untuk film pendek ini saya beri 40 hanya karena "salah penempatan" saja

Stry

  Miguel Rivera adalah seorang anak 12 tahun yang bercita-cita ingin musisi terkenal seperti idolanya Ernesto de la Cruz, musisi terhebat sepanjang masa yang mati "konyol". Sayang keluarga Miguel sangat membenci musik, bahkan Miguel terancam tidak bisa ikut talent show pada perayaan Dia de Muertos(Day Of The Dead) di kotanya karena gitar miliknya dirusak oleh neneknya sendiri !!!

  Tapi Miguel tidak menyerah dan nekat mencuri gitar di makam de la Cruz, tapi anehnya tubuh Miguel jadi berada di antara hidup dan mati setelah mencuri gitar de la Cruz dan membuat Miguel bisa melihat mereka yang sudah mati.

  Dengan bantuan keluarganya (yang sudah mati), Miguel diajak ke Land Of The Dead, sebuah kota untuk arwah. Para arwah ini bisa mengunjungi sanak keluarga mereka saat Dia de Muertos.

  Solusi agar Miguel bisa kembali ke dunianya cukup mudah yaitu mendapatkan restu dari salah satu keluarganya yang sudah mati yaitu mama Imelda.

  Masalahnya meskipun sudah mati tetapi mama Imelda tetap tidak mengizinkan Miguel untuk bermain musik, demi mengejar cita-citanya maka Miguel mencari cara "lain" agar bisa kembali ke dunianya sekaligus bisa bermain musik, dan dimulailah petualangan Miguel di dunia kematian.

  10-20 menit film ini terlihat sangat standar tapi memiliki konflik yang jelas, mulai pertengahan sampai akhir film baru terlihat kualitas dari film ini. Cerita yang disajikan benar-benar sangat menarik dan emosional, terutama dari cara film ini (mencoba) mengajarkan tentang arti kematian dimana para arwah yang ada masih bisa eksis selama ada orang di dunia nyata yang masih mengingat mereka, jika mereka dilupakan maka mereka akan "mati beneran" dan nasibnya tidak diketahui.

  Seketika hal ini mengingatkan saya tentang quote dari Hiluluk (One Piece) yaitu :

  Kekurangan film ini cukup mudah yaitu banyaknya istilah Mexico yang digunakan tapi minim penjelasan, tapi hal ini hanya sebuah kekurangan "kecil" dari film ini.

  Dan seperti film Pixar pada umumnya, akan ada cukup banyak easter egg pada film ini, yang paling jelas adalah mobil Pizza Planet dan mainan Toy Story yang muncul di awal film ini.

  klo kualitas animasi jangan dipertanyakan yah, ini buatan Pixar gitu loh XD

Characters
Miguel Rivera (Anthony Gonzales)


  Seorang pemuda yang bercita-cita menjadi musisi terkenal walau dilarang keras oleh semua anggota keluarganya, saat Miguel secara tidak sengaja merusak Ofrenda(altar persembahan untuk parah arwah) milik keluarganya dia menemukan foto yang menyiratkan bahwa kakek buyutnya adalah musisi terhebat sepanjang masa yaitu Ernesto de la Cruz.

  Hmmm, bagaimana bisa satu keluarga membenci musik disaat leluhur mereka adalah seorang musisi terkenal ???, sungguh ini adalah sebuah misteri yang menarik.

  Saat terdampar di Land Of The Dead dan tidak mendapat restu dari mama Imelda, sudah dipastikan Miguel harus meminta restu dari de la Cruz, tapi Miguel hanya punya waktu sampai fajar sebelum tubuhnya menghilang dari dunia nyata dan menjadi tengkorak!!!

Ernesto de la Cruz (Benjamin Bratt)


  Musisi terhebat sepanjang masa yang mati konyol karena tertimpa lonceng saat sedang mengadakan konser, di dunia kematian Ernesto tetap menjadi seorang bintang terkenal sehingga sulit ditemui. Ernesto menjadi harapan Miguel untuk bisa kembali ke dunia nyata.

Mama Imelda (Alanna Ubach)


  Nenek buyut Miguel yang memulai tradisi keluarga Rivera dalam membenci musik karena suaminya meninggalkan dia dan anaknya (Coco) demi karir musiknya. Untuk mengobati sakit hatinya sekaligus menghidupi dirinya Imelda memulai usaha pembuatan sepatu yang masih dijalankan oleh keluarga Rivera sampai saat ini.

  Di dunia kematian, Imelda tidak bisa menyebrang ke dunia nyata karena Miguel telah merusak Ofrenda miliknya.Saat Miguel kabur demi mencari de la Cruz, Imelda menyuruh semua anggota keluarga lainnya beserta Pepita (alebrije, semacamroh pelindung) miliknya untuk mencari Miguel.

Hector (Gael Garcia Bernal)


  Arwah penyendiri yang tidak bisa menyebrang ke dunia nyata karena tidak ada yang mengingatnya, Miguel membutuhkan bantuannya karena Hector bilang dia berteman baik dengan de la Cruz, Hector sendiri berharap jika nantinya Miguel dapat membawa fotonya ke dunia nyata agar dia tidak dilupakan/"mati beneran".

Dia de Muertos, Merayakan Hari kematian


  Dia de Muertos sendiri adalah sebuah perayaan sekaligus hari libur yang ada di Mexico, perayaan yang dirayakan setelah Halloween atau pada awal bulan November ini memiliki arti jika kematian bukanlah hal yang harus disesali.

  Kegiatan dalam perayaan ini antara lain membersihkan makam dan menghiasinya dengan berbagai ofrenda(persembahan), dan tentu saja setiap keluarga menghias rumah mereka dengan membuat altar untuk mereka yang sudah meninggal.

Conclusion

  Sebuah film yang mencoba mengajarkan arti kematian dengan cara yang menyenangkan sekaligus menyedihkan :'( karena pada dasarnya kematian adalah hal alami yang akan dialami oleh setiap manusia yang ada di muka bumi.

  Film ini sangat bagus dan wajar jika mendapat banyak review positif, sayangnya bagi saya kemunculan film pendek Frozen malah menurunkan nilai dari film ini yang seharusnya 90 menjadi.....

My Score


75, Remember me.......

temukan review lainnya di SINI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun