Mohon tunggu...
Al Xega
Al Xega Mohon Tunggu... lainnya -

Freelance Writer & Scripter

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inilah sikap Umat Kristen di Indonesia Terkait Penolakan Lady Gaga

24 Mei 2012   15:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:51 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berhubung postingan saya tentang sikap umat Kristen dihapus, saya ingin mengangkat sedikit tentang sikap sebenarnya umat Kristen terhadap kedatangan lady gaga(p).

Berbeda dengan berbagai alasan-alasan dari kaum intoleran Indonesia yang diragukan ketulusannya. Umat di negara-negara mayoritas Kristen yang dikunjungi dalam konser Born This Way Tour (BTWT) seperti Filipina, Korea Selatan, Indonesia dan Bulgaria dengan tegas menolak kehadiran Lady Gaga dengan alasan-alasan yang konkrit.

Dikutip dari Kabargereja.tk, ada tiga alasan utama yang diserukan mayoritas umat Kristen menolak lady gaga antara lain: ia telah membuat hasil karya yang menghina Kekristenan, menyebarkan pesan-pesan dukungan pernikahan sesama jenis yang sangat ditolak gereja, dan menganjurkan aksi-aksi amoral dan penuh kekerasan dalam setiap konser dan video klipnya.

Tiga hal ini merupakan dasar utama umat Kristen di negara-negara itu menentang Lady Gaga dan para seniman anti-Kristen yang dengan gencar menghujat Kekristenan melalui musik dan seni yang mereka ciptakan.

"Protes ini tidak melawan Lady Gaga sebagai pribadi, tetapi terhadap musik dan cara ia mengaburkan pandangan tentang Tuhan Yesus Kristus," ujar Reuben Abante, Pendeta dari Gereja Baptis Alkitabiah dan sekretaris jenderal dari Aliansi Pemuda Biblemode, yang memimpin gerakan penentangan Konser Lady Gaga di Filipina, kepada CNN, pada Minggu (20/05/2012)

"Ini adalah sesuatu yang tidak boleh ditunjukkan kepada generasi muda [di Filipina]," tambahnya

Dikatakan, ribuan umat Kristen dari berbagai organisasi gereja di Filipina akan melakukan unjuk rasa damai di Mall of Asia Arena, Manila selama beberapa hari menjelang dan selama konser Lady Gaga di negara itu, dengan mengadakan aksi doa dan menyanyikan lagu-lagu rohani bersama, yang merupakan senjata utama umat Kristen berperang melawan pengaruh duniawi yang kian menguat.

"Ia (Lady Gaga) tidak boleh menyanyikan lagu-lagu yang menyinggung nilai-nilai spiritual atau memakai bikini di depan khalayak ramai," ujar Pastor Benny Abanted dari Konferensi Waligereja Filipina yang turut berunjuk rasa.

“Kami yakin, konsernya adalah usaha penistaan, imoralitas, perzinahan, dan secara tersirat membawa pesan-pesan okultisme yang menghina Tuhan kita dan merupakan sebah serangan langsung terhadap iman Kristen kita,” ujar Fred Magbanua, seorang juru bicara dalam unjuk rasa tersebut.

Sedangkan umat Kristen di Indonesia juga tidak tinggal diam, banyak dari mereka memilih untuk mendoakan, seperti yang nampak dalam beberapa forum diskusi Kristen di situs-situs Kristen dan group-group Kristen di Facebook.

Mayoritas dari umat Kristen menilai adalah hal yang tidak perlu untuk mendukung penolakan Lady Gaga, sebab hal yang paling penting untuk dilakukan adalah mendoakan generasi muda Indonesia, terutama anak Kristen untuk tidak terpengaruh dengan tipu daya yang dilakukan Lady Gaga, serta menjadi saring atas pengaruh-pengaruh dunia, namun dengan tidak menghakimi ekspresi kebebasan seni dari orang yang menghujat Kekristenan.

Seperti disampaikan Pdt Gomar Gultom, sekretaris umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), konser Lady Gaga di Indonesia adalah bentuk kebebabasan berekspresi dalam seni yang haruslah dihargai.
"Janganlah bangsa Indonesia dididik oleh formalitas semu; kelihatan baik-baik pakaiannya, tapi didalamnya buruk," ujarnya kepada SuaraPembaruan, pada Selasa (15/05/2012).

Hal ini menurutnya juga menaggapi pernyataan atas porno tidaknya sebuah pertunjukan, seperti yang didengung-dengungkan kelompok intoleran, terlepas dari sikap anti-Kristen-nya Lady Gaga.

"Tergantung dari pikiran seseorang. Jika orang sudah berpikiran 'kotor', makan menurutnya akan 'kotor' juga pertunjukkan itu. Sedangkan orang yang berpikiran jernih, akan mampu menghargai pertunjukan tersebut sebagai estetika," tandasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun