Mohon tunggu...
Fransiskus Xaverius Magai
Fransiskus Xaverius Magai Mohon Tunggu... -

Aku Rindu Padamu Wahai Diriku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Darah Bisu Pak Guru Gila

19 April 2014   23:15 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:28 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Dimana suami ku?” Tanya dia pada sanak keluarga yang berdatangan. Semua diam. Tak ada yangmengeluarkan sepatah katapun.

Kemudian ia dan anaknya ditopang oleh keluarga ke tempat jasad suaminya berada.

Yulianus suaminya, ditemukan dalam keadaan tak bernyawa lagi dengan jasad mengapung di sebuah kali kecil di jalan baru yang menghubungkan kampung Dagauto-Enarotali dalam keadaan bugil dengan bekas goresan di bagian leher dan bagian belakang tubuh. Tempat penemuan mayat tak jauh dari airport.

Melihat jasad bapa yang tengah mengapung, spontan anaknya kagit dan melompat dari atas jembatan ke kali dan memeluk jasad bapanya,

“Saya mau ikut bapa... Saya mau ikut bapa... “ Bapa sayang, kenapa tinggalkan saya sendiri, bapa tidaksayang saya ka?” saya mau ikut bapa... saya mau ikut bapa...” Jerit tangis si anak.

Istrinya tak pernah menyangkah bila suami tercinta akan pergi meninggalkan dia dan anaknya untuk lamanya, apalagi ia mengingat peristiwa kemarin pagi ketika suaminya memeluk dan mencium dia dan anaknya sambil mengucapkan kata-kata perpisahan. Iahanya bisah pasrah dan berdoa semoga Tuhan menerimah Roh suami tercinta disisi-Nya. “Selamat jalan bapa”, sahut sang istri penuh sedih.

(Dusun Odiyai, Paniai, Papua, Catatan Kecil di Awal Tahun 2014)

1397898641554358498
1397898641554358498

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun