Mohon tunggu...
Fityah Xahnny
Fityah Xahnny Mohon Tunggu... Jurnalis - Melalui tulisan

'99.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Nyeritain Cirebon (Sekalian Curhat)

22 Mei 2018   12:06 Diperbarui: 23 Juni 2019   21:24 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keraton merupakan tempat sakral, sehingga cara berpakaian setiap tamunya turut diperhatikan, tidak ada yang menggunakan celana pendek dan sandal jepit di sana. Himbauan ini sudah disampaikan sebelum keberangkatan ke Cirebon, menandakan betapa pentingnya hal tersebut.

Desa Sitiwinangun di Kecamatan Jamblang menjadi pemberhentian selanjutnya, dikenal dengan nama desa gerabah karena mayoritas pekerjaan penduduknya adalah pengrajin gerabah. Disambut oleh pejabat setempat sebelum mengelilingi desa. Diceritakan sejarah wilayahnya dan ucapan terima kasih telah datang berkunjung, disediakan pula berbagai macam buah-buahan.

Setiap objek selalu terlihat penuh ketika hanya dikelilingi beberapa orang saja. Sedikit sempit namun banyak pilihan gerabah tidak membuat bingung, karena tersebar diseluruh tempat. Mendapatkan "oleh-oleh" yang tidak akan terlupakan di tempat ini, hari pertama di tujuan terakhir sebelum ke hotel, sore hari yang cerah namun badan mulai lelah, kamera jatuh membentur tanah, hati sedih mencoba tabah.

***

Khas Cirebon lainnya adalah batik, akan banyak menemukannya di Pusat Batik Trusmi. Melewati gapura batik trusmi di perempatan Plered akan mulai terlihat jajaran toko dan rumah yang memproduksi batik.

Memori yang kosong setelah memindahkan foto kemarin ke laptop dan baterai kamera yang sudah kembali penuh, mengartikan seluruhnya telah siap memulai hari. Teman-teman yang sedari tadi disebutkan dalam cerita ini telah berganti pakaian, tak diubahnya masker yang menutupi hidung hingga dagu dan memakai topi. Banyaknya rumah dan belokan mengharuskan ingat akan tanda yang telah dibuat, bahwa tanda silang tidak ada pengrajin di dalamnya, dan tanda bintang terdapat pengrajin yang siap dipotret.

Mereka terbagi dalam dua kelompok, untuk memasuki ruangan besar dengan banyak pembatik perempuan. Kelompok lainnya, mengelilingi kampung dan memotret hal yang sama.

***

Jalan kaki menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bondet di Desa Mertasinga, Kecamatan Gunungjati adalah jalan terjauh yang dilalui, diiringi topik pembicaraan tanpa arah setelah mendapat harapan palsu bisa tidur dalam waktu lama di bus. Dari yang sudah memejamkan mata ketika baru duduk, mencoba menatap kosong ke luar jendela agar mengantuk, masih sibuk memilih lagu yang akan diputar di bus karena belum ingin tidur, mengobrol dengan teman dan membahas dirinya yang tidak bisa terlelap, dan bermain handphone, mereka bersahutan tak berurutan ketika kendaraan besar itu berhenti, "loh kok udah nyampe, katanya jauh".

Hanya ada satu kapal yang bersandar ketika tiba di TPI Bondet, terbilang sepi dari bayangan teman-teman yang akan melihat aktivitas nelayan dengan latar belakang kapal berjejer. Menyusuri TPI untuk tetap mengambil foto, naik ke kapal salah satunya. Hijau yang mendominasi warna kapal berubah menjadi biru tua, warna dari baju orang-orang yang menaikinya. Lainnya merapat menuju dermaga kecil, terdapat anak-anak dan orang dewasa yang memancing, sesekali berpindah tempat karena kurang nyaman diikuti banyak kamera. Dari sana juga terlihat jelas hamparan air yang indah, membuat beberapa teman ingin diambil gambar dirinya dengan background yang luas itu dan biasanya ..... ehem dijadikan foto profil.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun