Mohon tunggu...
X11 Nellin Aprilia Rahmawati
X11 Nellin Aprilia Rahmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kontroversial Perpaduan Tradisi dan Gaya Modern

29 Agustus 2024   11:25 Diperbarui: 29 Agustus 2024   12:45 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kebaya merupakan pakaian tradisional khas Jawa yang muncul sekitar abad ke 15. Kebaya merupakan pakaian adat yang sering dipakai saat acara tertentu seperti  pernikahan atau pun upacara adat yang lainnya. Keberadaan kebaya di Indonesia bukan hanya sebagai salah satu pakaian adat saja. 

Dikutip dari detik.com Bentuk kebaya yang sederhana bisa dikatakan sebagai wujud kesederhanaan dari masyarakat dan juga menjadi simbol kepatuhan, kehalusan, tindak tanduk wanita yang lembut dan anggun. Hal tersebut laha yang menjadi keunikan dari kebaya tradisional. Namun, belakangan ini muncul model kebaya crop top ala Korea yang menjadi kontroversial di kalangan masyarakat. Desain yang memadukan elemen tradisional dengan sentuhan modern ini tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga menimbulkan kontroversial.

Apa sebenarnya yang menjadi latar belakang  kontroversi ini?

Kebaya crop top ala Korea dianggap tidak sesuai dengan pakem kebaya tradisional Jawa. Kebaya ala Korea tersebut memilki bentuk yang sangat berbeda dengan kebaya jawa. Karena kebaya ala Korea memiliki desain baju yang sangat pendek, sehingga memperlihatkan bagian perut. Hal inilah yang menjadi kontroversial di kalangan masyarakat. Tetapi desain kebaya crop top saat ini tetep mempertahankan beberapa elemen seperti kain bordir dan penggunaan kain tradisional. Namun tidak sedikit orang yang merasa bahwa modifikasi ini melanggar pakem dari kebaya itu sendiri.

Argumen pro dan kontra

Di kutip dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Ernarini Indraswati selaku pemimpin LKP Ayu Busono, Tulungagung, Jawa Timur yang turut menyoroti kebaya crop top korea yang beredar saat ini, ia mengatakan bahwa "Sebenarnya, kebaya itu sangat boleh dimodifikasi, tetapi tetap harus memperhatikan pakemnya." Menurutnya kebaya tradisional boleh saja di modifikasi tetapi tetap harus memperhatikan kaidah kaidah yang di kandung dalam kebaya itu sendiri. Ia juga menjelaskan bahwa kebaya modern tidak boleh mengubah ukuran. Karena pada dasarnya kebaya tradisional itu berbentuk pas di badan terutama pada bagian pinggang. Sehingga akan menambahkan kesan yang lebih langsing pada tubuh.

Beberapa penggemar kebaya crop top berargumen bahwa kebaya crop top ala Korea merupakan trobosan baru yang kreatif dan menarik generasi muda agar lebih mengenal dan mencintai pakaian tradisional. Dengan adanya trobosan baru ini membuat para generasi muda lebih percaya diri untuk mengenakan kebaya dalam kehidupan sehari-hari. 

Di era saat ini individu didorong untuk mengekspresikan diri, kebaya crop top memberikan alternatif bagi generasi muda untuk tampil percaya diri tanpa kehilangan identitas budaya mereka. Hal tersebut akan membuat kebaya crop top semakin dikenal oleh masyarakat luas karena para generasi muda mampu menggunakan kebaya di kehidupan sehari-hari.

Namun, tidak sedikit juga yang beranggapan bahwa kebaya crop top mengurangi makna dan nilai budaya dari kebaya itu sendiri. Kebaya yang seharusnya mencerminkan kesopanan, kepatuhan, dan kehalusan. Tetapi saat ini kebaya berbentuk crop top yang dianggap sangat terbuka dan tidak mencerminkan nilai-nilai tersebut. 

Mereka berpendapat bahwa akulturasi budaya tradisional menjadi modern tersebut tidak boleh merusak atau melunturkan pakemnya. Meskipun harus mengikuti tren fashion yang sedang berkembang saat ini, tetapi harus tetap dipertahankan dalam bentuk aslinya untuk menghormati kebaya tradisional sebagai warisan budaya.

Dampak pada budaya dan identitas

Kontroversi  kebaya crop top saat ini mencerminkan ketegangan antara tradisi dan modernitas. Di sisi lain, perubahan ini dapat dilihat sebagai upaya  memperbarui dan menjaga relevansi kebaya dalam menghadapi perubahan zaman. Tetapi juga ada kekhawatiran tersendiri karena akulturasi budaya tersebut dapat mengancam hilangnya makna asli dari pakaian adat tersebut. 

Kebaya crop top juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kita mendefinisikan identitas budaya di era globalisasi. Karena mengingat semakin besarnya pengaruh budaya asing, penting bagi masyarakat untuk menemukan cara yang tepat untuk melestarikan warisan budaya sambil menerima inovasi.

Pesan  dan argumen penulis

Dalam menghadapi perdebatan ini, menurut pendapat penulis. masuknya budaya asing ke Indonesia yang kemudian di aplikasikan ke budaya Indonesia itu boleh boleh saja asalkan tetap mempertahankan nilai-nilai yang dikandung dalam kebaya tradisional. Hal tersebut karena saat ini kita sedang berada di era globalisasi yang dimana zaman sudah sangat berkembang dan semakin mudah akses masuknya budaya asing. Tetapi diluar sana juga banyak orang yang tidak suka dengan hadirnya perubahan budaya tradisional. 

Hal inilah yang menyebut sebuah perdebatan panjang. Untuk mengatasi perdebatan tersebut kita harus memiliki pemikiran yang terbuka. Kita harus bisa menemukan keseimbangan antara menghormati tradisi atau membuka diri terhadap perubahan. Pada akhirnya nanti pilihan untuk menggunakan kebaya tradisional atau crop top itu hak individu. Tetapi kita harus memperhatikan pilihan kita. Kita harus memperhatikan makna yang terkandung dalam kebaya yang kita pilih. Serta menjaga dialog terbuka tentang bagaimana kita melestarikan budaya tradisional ini di era modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun