Gandamanik pada masa muda dikenal sebagai "Iblis Cadas Pangeran", Ia sahabat Surya Kusuma, kakek RB Kusuma. Gandamanik masih terhitung uwak guru RB Kusuma, karena Ia kakak seperguruan Kyai Rahmat, guru RB Kusuma. Oleh kakeknya RB Kusuma dikirim untuk berguru pada Kyai Rahmat di Garut, Kyai Rahmat seorang ulama besar nan sakti. Kyai Rahmat bersedia menerima RB Kusuma sebagai murid atas bujukan Surya Kusuma, dengan sedikit menipu. Setelah lima tahun berguru pada Kyai Rahmat, RB Kusuma diajak gurunya memerangi ki Gandamanik yang menyeleweng menjadi pelindung para garong dan rampok di Cadas Pangeran. Gandamanik dan Kyai Rahmat adalah saudara seperguruan, namun Gandamanik tergoda oleh gemerlap kenikmatan dunia sehingga bathin yang lemah menyeretnya ke dunia hitam. Atas perintah gurunya dengan ilmu khusus sebagai bekal Kyai Rahmat akhirnya menemukan Gandamanik. Tapi saat ia tengah mendesak Gandamanik, muncul Surya Kusuma membantu Gandamanik, Kyai Rahmat terdesak dan hanya bisa bertahan. Atas bujukan kakeknya, RB Kusuma akhirnya membantu mengeroyok Kyai Rahmat. Kyai Rahmat sangat marah, namun tidak mampu menghadapi tiga orang culas yang berilmu tinggi, Kyai Rahmat melarikan diri dengan membawa luka parah di dada kiri dan luka mendalam dalam bathinnya. Ia mengasingkan diri dan tak pernah lagi terdengar khabar beritanya. Sesungguhnya Gandamanik dan Surya Kusuma tidak akan mampu mengalahkan Kyai Rahmat, namun dengan turunnya RB Kusuma ke gelanggang memukul bathin kyai Rahmat. Penyesalan tiada tara, karena Ia telah menurunkan aji Kawah Tinuwuh yang sangat ampuh kepada RB Kusuma.
RB Kusuma memang sempat mengirim pesan kepada uwak gurunya ini untuk meminta bantuan berjaga-jaga mengingat situasi penuh ketidak pastian dan tidak tahu musuh seperti apa yang membayangi. Gandamanik hidup tenteram dengan banyak gundik yang selalu berganti-ganti. RB Kusuma menimbun kenikmatan kepada Uwak Gurunya untuk mencegah ki Gandamanik berkeliaran mengumbar kenikmatan atau menjadi pelindung para garong dan rampok. Gandamanik tentu saja sangat senang menjadi "peliharaan" RB Kusuma, tanpa kerja tanpa melakukan apapun, segala kebutuhannya dicukupi, terutama kesenangannya pada gadis-gadis muda.
Dukungan ki Gandamanik pula yang membuat Persaudaraan Kembang Soka bersinar dan disegani, tidak ada lawan yang selamat bila ki Gandamanik turun tangan, iblis sakti ini memiliki kekebalan tidak lumrah manusia, aji Kawah Tinuwuh sudah diperkuat dengan berbagai laku ilmu hitam, antara lain dengan meminum darah bayi perempuan berumur tidak lebih dari tujuh hari yang lahir pada Kamis Wage. Gandamanik kejam melebihi iblis, bila ada anggota Persaudaraan Kembang Soka menyeleweng atau membocorkan rahasia, dan RB Kusuma meminta Gandamanik memburunya, maka anggota tersebut akan dibunuh dengan ditarik jantungnya saat masih hidup. Tidak ada yang tahu persis usia ki Gandamanik, tapi Ia sudah tuwa, tidak kurang dari 80 tahun.
Si Jari Maut bangkit, bahunya ngilu, meskipun hanya luka luar. Ia tidak menyangka dibokong oleh si iblis cadas pangeran. Rasanya seperti kejatuhan gunung saat Ia diserang tadi. Jari Maut mengatur nafas dan bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan, segebrakan tadi Ia bisa menduga bahwa kakek petani itu memiliki tenaga luar biasa kuat. Gandamanik tanpa basa-basi langsung mengayunkan tongkat bambu kuning, disusul RB Kusuma menyerang deras dengan keris Kembang Soka, semangat RB Kusuma meningkat berlipat ganda, kehadiran Gandamanik membangkitkan nyali dan keyakinan dalam dirinya. Kali ini akan dengan mudah melibas si Jari Maut yang sudah membuatnya jatuh bangun.
Pukulan-pukulan jarak jauh ki Gandamanik, diselingi tebasan tongkat bambu kuning ditambah bergulung-gulung sinar keris Kembang Soka mendesaak si Jari Maut secara hebat, Jari Maut hanya bisa bertahan, dua kali gebukan tongkat bambu kuning menghajar punggungnya, bukan cuma rasa perih di kulit, tapi guncangan tenaga dalam seakan merontokkan isi dadanya. Jari Maut mengerahkan seluruh kemampuan, bertahan sebisa mungkin sambil sesekali membentur pukulan ki Gandamanik dengan aji Bledhek Seketi. Pukulan bledhek seketi mengagetkan ki Gandamanik, seumur hidup baru kali ini Ia meraskan lawan setanding. ki Gandamanik menjadi girang bukan main, sudah puluhan tahun tidak pernah menemukan tandingan, kini menghadapi lawan tangguh kegembiraannya muncul. "Kamu boleh juga ngger, mari kita bemain-main" ujar ki Gandamanik kepada Jari Maut.
"Uwak, kita harus segera membunuhnya, dia sangat berbahaya" teriak RB Kusuma melihat ki Gandamanik mempermainkan si Jari Maut.
"Sudah lama tulang tua ini tidak berlatih anak mas, ini kesempatan untuk melemaskan otot" Jawab Gandamanik sambil terus terkekeh-kekeh. RB Kusuma hanya menahan kedongkolan. Menghadapi tokoh tuwa yang mungkin sudah setengah pikun ini amat rumit. Sementara bagi ki Gandamanik, hal ini bagaikan menemukan alat permainan yang menyenangkan.
Si Jari Maut menyadari, hanya karena ki Gandamanik memandang rendah padanya, Ia masih bisa selamat dikeroyok dua, bila iblis cadas pangeran ini langsung mengerahkan ilmunya, Ia akan sangat sulit untuk keluar dari pertempuran dengan selamat. Meskipun tidak mudah bagi ki Gandamanik dan RB Kusuma untuk mengalahkan si Jari Maut, tapi lambat laun, sudah bisa dipastikan si Jari Maut kalah dalam banyak hal. Andaikan bertarung satu lawan satu, bisa jadi ki Gandamanik akan mengalahkan Jari Maut, tapi butuh waktu sangat lama, karena tenaga dalam sigar bumi dan pukulan bledhek seketi seimbang dengan kawah tinuwuh ki Gandamanik. Hanya saja gerakan ki Gandamanik sudah mendarah daging, serta menang pengalaman juga kelicikan dan keanehan gerak ilmu ki Gandamanik sangat membingungkan. Gerakan bambu kuning ki Gandamanik menyebar aroma kegalapan yang magis, membuat lawan merasa sangat ngeri dan dirayapi ketakutan luar biasa
Hari menjelang pagi, si Jari Maut sudah bertempur sekitar enam jam, kelelahan mulai merayap, beberapa pukulan membuat tubuh sakit-sakit, meskipun tidak menjatuhkan. Ia terdesak sangat hebat, kemanapun si Jari Maut menghindar selalu bisa dikejar, apalagi RB Kusuma yang menyerang untuk menghabisi. Kondisi Jari Maut dalam ancaman kritis, sementara ki Gandamanik bagaikan kucing mempermainkan tikus, dia hanya menyerang bila melihat RB Kusuma terdesak. "luar biasa.." suara ki Gandamanik mengagumi gerak dan pukulan si Jari Maut.
Setiap kali si Jari Maut mampu mendesak RB Kusuma, tongkat bambu kuning atau kepalan tangan ki Gandamanik menghalangi serangan si Jari Maut, sehingga si Jari maut benar-benar repot. Pada suatu kesempatan si jari Maut melihat ki Gandamanik hanya berdiri berjaga, sementara RB Kusuma melancarkan serangan beraroma kematian. Secara berani dan mendadak si Jari Maut mengalihkan serangan pada ki Gandamanik, sebuah pukulan Bledhek seketi meluncur ke arah dada Gandamanik. Kaget luar biasa ki Gandamanik, tidak menduga serangan datang, otomatis tangan kirinya terangkat menapaki bledhek seketi dengan aji kawah tinuwuh, benturan keras menggetarkan alam sekitar, RB Kusuma merasakan desakan tenaga akibat benturan itu, ki Gandamanik terjengkang dan tubuh si Jari Maut terlempar. RB Kusuma melihat kesempatan emas segera menebaskan keris Kembang Soka sekuat tenaga, kali ini dipastikan tubuh Jari Maut akan terpotong dua, karena dalam kondisi tidak berdaya.
Terdengar suara logam berbenturan sangat keras, tubuh melayang dan berguling-guling. RB Kusuma kaget luar biasa, kegirangan hati melihat kerisnya begitu dekat dengan perut si Jari maut yang melayang tak berdaya, tiba-tiba saja seperti menghantam bukit karang dan terpental, satu dorongan kuat mengenai pinggang membuat RB Kusuma tersungkur, secara reflek RB Kusuma bergulingan menghindari serangan selanjutnya.
"Kiranya Iblis Cadas Pangeran bermain-main dengan anak ingusan"
Kaget semua orang, ki Gandamanik sudh tegak kembali setelah menangkis bledhek seketi si Jari Maut, Ia merasakan tenaganya membalik. Sementara si Jari Maut sudah bangkit dan berdiri siaga. RB Kusuma pun kembali berdiri tegak, meski nafas sedikit ngos-ngosan. Tak jauh dari situ, sosok langsing berdiri, matanya melirik pada si Jari Maut, "kamu boleh juga bisa menandingi tua bangka Gandamanik".
si Jari Maut menatap perempuan berumur 40 tahunan, cantik dengan tubuh padat dan sintal.
Gandamanik melotot menelan ludah, Ia seorang penggemar perempuan, pemuja kepuasan seksual, melihat perempuan manis seksi didepannya, air liur berhambusan. Gandamanik terkekeh senang "Siapa engkau gerangan, Dewi pagi atau Peri Hutan?"
RB Kusuma terheran, tidak sedikitpun mengenal perempuan ini, semakin heran karena bisa mengenali uwak gurunya. Sedikit sekali tokoh yang mengenal Gandamanik, apalagi mengenal nama aslinya.
"Hei Nona siapa kamu, yang kenal aku" Tanya Gandamanik masih cengar cengir. RB Kusuma mendongkol melihat kelakuan uwaknya, benar-benar gak bisa melihat kulit licin. Perempuan itu tertawa, suaranya merdu, keluar dari bibir padat merangsang. Mata coklat dihias alis tebal, berpadu dengan hidung kecil mancung, sungguh sangat cantik. Pakaian ketat warna hitam, mencetak tubuh sintal, dada montok tersembunyi.
"Siapa tidak kenal Gandamanik, iblis cadas pangeran, play boy murahan" si Jari Maut tersenyum mendengar ki Gandamanik dimaki play boy murahan oleh gadis itu.
Gandamanik pringas pingis, menggaruk kepala, mencoba mengingat ingat siapa gerangan perempuan cantik ini. Namun tidak sanggup. Bagaimanapun Ia merasa canggung, sebagai tokoh tua, dipermainkan oleh gadis muda, berbicara seakan pada kawan lama.
Tiba-tiba saja iblis cadas pangeran mengayun tongkat bambu kuning dengan gerakan sekenanya ke arah nona baju hitam, si Jari Maut terkesiap, meski gerakan sekedarnya, Ia bisa mengenali jurus ampuh mengandung tenaga dalam, sudah dirasakan kuatnya aji kawah tinuwuh. Tubuh molek itu pasti akan hancur lebur bagai patung lilin dilalap api bila tersentuh tongkat bambu kuning. Nona Baju hitam, tertawa kecil melihat serangan kilat dan curang datang, dengan indah tubuh gemulai bergeser ke belakang tanpa mengerakkan kaki, seakan menggunakan sepatu roda. Seleret sinar hitam menghantam tongkat ki Gandamanik, dan pada waktu yang sama sejumput kain hitam mematuk hidungnya. Gandamanik terkejut luar biasa, terutama hawa dingin yang merayap saat tongkatnya ditangkis, menyusup langsung ke tulang sumsum. Buru-buru Gandamanik mengerahkan tenaga dalam mengusir hawa dingin mencekam.
"Apa hubunganmu dengan Dewi Angan Angan...?" Tanya Gandamanik tampak jerih. RB Kusuma terkejut melihat uwaknya memperlihatkan kejerihan saat menyebut nama Dewi Angan Angan.
"Kamu sudah tuwa bangka masih saja curang" Nona baju hitam berkata ketus sambil memonyongkan bibir mengejek. Tak urung meski monyong nona baju hitam terlihat makin cantik.
Ki Gandamanik alias Iblis Cadas Pangeran benar-benar bingung, serangan curang tadi Ia lakukan untuk menjajagi dan melihat gerak silat Nona Baju hitam, siapa tahu Ia bisa mengenali. Tak mengira pukulan penuh tenaga Kawah Tinuwuh dilawan dengan satu gebrakan saja. Gandamanik merasa kecut,merasakan susupan hawa dingin menggigit menerobos pertahanan kawah tinuwuh. Ini saja sudah cukup, bahwa tenaga dalam nona baju hitam, jauh lebih kuat.
Bersambung ...
#014
Catatan : Tulisan berikut ini seluruhnya FIKTIF, sebuah FIKSI kreasi Penulis. Persamaan Nama, Peristiwa, Tempat tidak lebih hanya sebagai bingkai cerita. Tidak ada maksud dan tujuan untuk mendiskreditkan siapapun atau pihak manapun, segala usul, saran, kritik, keberatan agar menghubungi penulis. Kompasiana tidak bertanggung jawab atas Isi tulisan. Selamat menikmati