Mohon tunggu...
Wyndra
Wyndra Mohon Tunggu... Konsultan - Laki-laki

Profesional, penikmat film Warkop DKI & X-File.\r\nHORMATILAH KARYA TULIS MILIK ORANG. Tidak ada FB dan Twitter

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Reli Dunia (WRC) 2013 : Volkswagen Kembali Berkompetisi

7 Maret 2013   21:47 Diperbarui: 2 Juni 2016   19:36 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1362745157383552822

Musim kejuaraan otomotif reli dunia atau World Rally Championship (WRC) tahun 2013 ini telah menyelesaikan 2 putaran/seri, yaitu Monte Carlo (15 - 20 Januari) dan Swedia (7-10 Pebruari) dari 13 putaran/seri pada tahun ini. Ada yang cukup istimewa pada musim tahun ini, yaitu kembalinya pabrikan asal Jerman, Volkswagen, yang berambisi besar menghambat atau bahkan mematahkan kedigjayaan pabrikan asal Perancis, Citroen yang dalam 8 tahun terakhir menjadi pemenang berturut-turut versi pabrikan (manufacture's championsip) sejak tipe Xsara dilombakan. Saya sebut istimewa karena model yang diluncurkan Volkswagen Motorsport kali ini adalah Polo, tidak seperti masa '80-'90an yang konsisten mengunggulkan model Golf GTi di Grup A saat dikendarai Jean-Luc Therier, Per Eklund, Kenneth Eriksson hingga Erwin Weber, sekalipun pernah menurunkan model Beetle pada awal '70an.

Dua tim pabrikan Citroen (DS3 WRC) yaitu Abu Dhabi Citron Total World Rally Team yang dikemudikan Dani Sordo/Carlos del Barrio dan Khalid Al-Qasimi/Scott Martin serta Citroen Total Abu Dhabi World Rally Team yang dikendarai Miko Hirvonen/Jarco Lehtinen dan Sebastian Loeb/Daniel Elena, akan bertarung melawan pabrikan Volkswagen Motorsport (Polo R WRC), dibelakang kemudi Sebastian Olgier/Julien Ingrassia dan Jari-Matti Latvala/Mika Antilla. Pada WRC tahun lalu, Miko Hirvonen dan Jari-Matti Latvala mendukung Ford Fiesta WRC. Sedangkan tim lain hanya didukung oleh rumah modifikasi seperti Qatar M-Sport dan Lotus Team WRC.

Penyelenggaraan dan Kategori WRC

Sekedar mengingatkan, kejuaraan WRC adalah salah satu jenis olahraga otomotif dunia yang bernaung dibawah otoritas Fédération Internationale de l'Automobile(FIA), selain Formula 1 Championship (F1), Formula 3, World Touring Car Championship (WTCC), World Endurance Championship (WEC), Asia Pacific Rally Championship(APRC) dan sebagainya. Disamping FIA, dikenal pula kejuaraan motor dunia yang diakui Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM). Termasuk didalamnya adalah balap motorMotoGP, yang kerap diulas oleh Kompasianer ahlinya, Yayat.

Kita bisa melihat perbedaan mendasar bila membandingkan WRC dengan F1. Dalam WRC peserta tidak berkompetisi serentak dalam satu kali start, karena yang diperhitungkan sebagai pemenang WRC adalah mereka yang memperoleh waktu tercepat (time rally) pada tiap-tiap medan/rute (special stage). Oleh karena itu, hasil akhir pada seri tersebut ditentukan dari total waktu yang diperoleh. Yang tercepat tentunya akan ditetapkan sebagai pemenang. Disamping itu, dalam satu musim WRC, ada berbagai kombinasi medan, mulai aspal (tarmac), pasir/kerikil (gravel), es (ice) dan salju (snow). Untuk satu seri kejuaraan, ada 16 hingga 25 special stage yang berlangsung selama 2 hingga 4 hari dengan lokasi yang berpindah-pindah atau bergerak.

Disin diuji mental, fisik, dan konsentrasi pengemudi (driver) dan navigator (co-driver), serta ketangguhan dan keamanan mesin dan teknologi pabrikan serta rumah modifikasinya. Mendiang pereli handal, Richard Burns, pernah mengatakan bahwa pengemudi dan navigator WRC akan mengalami 2x daya gravitasi (2G) di cockpit ketika bertarung dalam kompetisi WRC (majalah RallyXS, edisi Agustus/September 2002). O ya... Ada satu lagi perbedaan yang bisa ditemukan. Di kompetisi WRC, istilah asing yang digunakan untuk pabrikan adalah manufacturer, sedangkan dalam F1 disebut constructor.

Saat ini WRC terbagi dalam 3 kategori sesuai spesifikasi teknis kendaraan yang dilombakan, yaitu :

1. WRC dengan konfigurasi mesin 1.600 cc, 4 silinder, dilengkapi turbocharger, sistem anti-lag,  penggerak 4 roda, dan perangkat lainnya.

2. WRC 2 yang menggantikan kategori Super 2000 WRC(SWRC), didalamnya terdapat kelas R4, R5, Super 2000 dan N4. Spesifikasi untuk kelas R4 adalah mesin diatas 2.000 cc, dilengkapi turbocharger, penggerak 2 atau 4 roda, sedangkan R5 bermesin 1.600 cc, turbocharger dengan penggerak 4 roda.

3. WRC 3 yang menggantikan Production WRC (PWRC), terdiri dari kelas R1, R2 dan R3, seluruhnya berpenggerak roda 2, memiliki kapasitas mesin antara 1.400 cc hingga 2.000 cc, menggunakan supercharger atau turbocharger.

4. Kategori pemula atau Junior WRCyang tahun ini dilombakan menggunakan Ford Fiesta R5.

Membuka laman wrc.com pada fitur WRC 3, Drivers and Team, kita dapat melihat foto pereli nasional Subhan Aksa yang berpasangan dengan co-driverJeff Judd. Pencatatan prestasinya dalam tingkat WRC 3 tersebut tentunya cukup membanggakan, sekalipun masih dibutuhkan peningkatan kualitas secara konsisten dalam agenda musim WRC. Dukungan dana dari para stake-holders harusnya menjadi perhatian agar dirinya dapat ikut serta secara konsisten dalam lomba tersebut.

Reputasi dan Prestasi Pabrikan Dalam Kejuaraan WRC

Nampaknya pada seri-seri selanjutnya pertarungan hebat akan terjadi hanya antara kedua pabrikan tersebut karena Ford menyatakan tidak akan mendukung kejuaraan WRC. Demikian pula Mini, padahal keikutsertaannya baru seumur jagung dan belum membuat prestasi yang cukup.

Berbeda dengan MINI, Ford cukup sukses meraih gelar juara pabrikan 2 tahun berturut-turut di tahun 2006 dan 2007 dengan menurunkan M. Hirvonen dibelakang kemud Focus WRC (BP Ford). Ford juga cukup fenomenal ketika awal tahun 2000 dikemudikan Colin McRae, Carloz Sainz dan Markko Martin, yang bertarung dengan Peugeot 206 WRC yang dikendarai Marcus Gronholm, Harri Rovenpera dan Gillez Panizzi, sekalipun Ford tidak pernah berhasil meraih juara pabrikan saat itu.

Dalam evolusi penyelenggaraan reli dunia ini, WRC telah berhasil menguji ketangguhan berbagai produk otomotif  mobil dunia dan pengemudi berkemampuan mumpuni pada masanya. Dari data statistik, era '60an pabrikan Mini modifikasi John Cooper mendominasi kejuaraan WRC yang dikemudikan Pat Moss, bersaing dengan Ford Falcon (Greder/Delalande), Mercedez Benz 300 SE (Bohringer/Kaiser), Volvo (Trana/Lindstorm) dan Volkswagen 1500 (Toivonen/Jarvi), hingga akhirnya Mini didiskualifikasi panitia di tahun 1966.

Pada era '70an, nama penyelenggaraan reli dunia berubah dari International Rally Championship menjadi World Rally Championship (1973). Pada tahun 1978, penyelenggara WRC membuka juara bagi pengemudi (driver's championship). Bjorn Waldegaard menjadi orang pertama yang menjadi pemenang driver's championship dengan Ford Escort RS. Pada tahun-tahun ini pabrikan Lancia Stratos, Fiat 131 Abarth dan Ford Escort bergantian menjuarai musim WRC. Sandro Munari, Bjorn Waldegaard, Walter Rohl, Markku Alen adalah nama-nama pengemudi WRC yang cukup mencolok dalam seri WRC. Pabrikan asal Jepang mulai bersaing dengan produk Eropa, seperti Toyota Corolla/Celica, serta Datsun P510 dan 240 Z "Fairlady". Bahkan, Sekhar Mehta identik dengan Datsun setelah berkali-kali unggul di Relly Safari, Kenya.

Monster.

Penyelenggaraan WRC yang sangat fenomenal terjadi saat memasuki tahun 1980. Ketika pada masa sebelumnya teknologi penggerak roda belakang (rear wheel drive) WRC cukup dikagumi, muncul wacana mencangkokkan sistem penggerak empat roda (four wheel drive) pada kendaraan dengan kombinasi turbocharge. Para kritikus menilai kombinasi tersebut cukup beresiko bagi keselamatan peserta. Namun pabrikan Audi menepis pandangan tersebut dengan menurunkan Quattro generasi pertama. Sukses dengan penyelenggaraan tahun-tahun pertama, FIA akhirnya menyambut terobosan tersebut dengan membuka kelas baru, yaitu Grup B.  Pada tahun 1982 dan 1984, Audi Quattro mencatatkan diri sebagai juara pabrikan. Tidak hanya itu, Audi Quattro juga mencetak sejarah dalam dunia otomotif dengan menempatkan pereli wanita tangguh asal Perancis, Michelle Mouton, yang mampu menjuarai seri-seri WRC, bersaing dengan pereli pria seperti Stiq Blomqvist, Hannu Mikola, Juha Kankunen, Timo Salonen, Jean Ragnotti, Walter Rohl, dan sebagainya.

Sukses dan prestasi Audi Quattro mendorong pabrikan lain mengembangkan konfigurasi baru sehingga menghasilkan daya yang jauh lebih besar. Renault 5 Turbo membuat mesin berdaya 350 daya kuda (HP), Peugeot 205 T16 menyemburkan daya 450 HP, Lancia Delta S4 memiliki daya 480 HP, dan MG Metro berdaya 410 HP. Bahkan generasi terakhir Audi Quattro sanggup menghasilkan 591 HP. Pada masa ini istilah "Monster" dikenal bagi peserta yang berkompetisi pada Grup B. Hingga pada tahun 1987, FIA menghapuskan Grup B setelah terjadi kecelakaan yang menewaskan pereli Lancia, Attilio Bettega pada tahun 1986, dan Henri Toivonen pada tahun 1987, di medan yang sama, Corsica, Perancis Selatan.

Dihapuskannya Grup B oleh FIA, merubah persaingan diantara pabrikan. Pabrikan kembali mengembangkan produk yang disesuaikan dengan spesifikasi Grup A. Moderasi teknologi tersebut secara tanggap dilakukan oleh Lancia dengan menurunkan Lancia Delta Integrale H4 yang menjuarai kelas pabrikan WRC mulai tahun 1988 hingga 1992, dibelakang kemudi Juha Kankkunen.

Era Baru.

Pada masa 1990-an, pabrikan Jepang : Toyota, Mitsubishi dan Subaru bergantian mencatatkan sebagai juara, masing-masing dengan Celica GT, Evolution dan Impreza. Nama-nama pereli Carlos Sainz, Juha Kankunnen, Tommi Makinen mendominasi musim WRC secara  bergantian.

Memasuki tahun 2000, pabrikan Korea Selatan, Hyundai dengan Accent WRC ikut serta dalam kompetisi WRC yang mengandalkan Kenneth Errikson, Alister McRae dan Armin Schwarz. Pada masa ini, Suzuki Motorsport juga pernah mencicipi musim WRC dengan SX4, namun mengundurkan diri saat terjadi krisis keuangan global di tahun 2009. Hyundai juga berencana meramaikan WRC pada tahun ini dengan menurunkan i20 WRC.

Catatan :

Kompasianer penikmat serial film layar lebar Fast and Furious (6) dapat menikmati kenangan Ford Escort Mk yang menjadi legenda WRC masa 70'an. Bandingkan disini dan disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun