Membuka laman wrc.com pada fitur WRC 3, Drivers and Team, kita dapat melihat foto pereli nasional Subhan Aksa yang berpasangan dengan co-driverJeff Judd. Pencatatan prestasinya dalam tingkat WRC 3 tersebut tentunya cukup membanggakan, sekalipun masih dibutuhkan peningkatan kualitas secara konsisten dalam agenda musim WRC. Dukungan dana dari para stake-holders harusnya menjadi perhatian agar dirinya dapat ikut serta secara konsisten dalam lomba tersebut.
Reputasi dan Prestasi Pabrikan Dalam Kejuaraan WRC
Nampaknya pada seri-seri selanjutnya pertarungan hebat akan terjadi hanya antara kedua pabrikan tersebut karena Ford menyatakan tidak akan mendukung kejuaraan WRC. Demikian pula Mini, padahal keikutsertaannya baru seumur jagung dan belum membuat prestasi yang cukup.
Berbeda dengan MINI, Ford cukup sukses meraih gelar juara pabrikan 2 tahun berturut-turut di tahun 2006 dan 2007 dengan menurunkan M. Hirvonen dibelakang kemud Focus WRC (BP Ford). Ford juga cukup fenomenal ketika awal tahun 2000 dikemudikan Colin McRae, Carloz Sainz dan Markko Martin, yang bertarung dengan Peugeot 206 WRC yang dikendarai Marcus Gronholm, Harri Rovenpera dan Gillez Panizzi, sekalipun Ford tidak pernah berhasil meraih juara pabrikan saat itu.
Dalam evolusi penyelenggaraan reli dunia ini, WRC telah berhasil menguji ketangguhan berbagai produk otomotif  mobil dunia dan pengemudi berkemampuan mumpuni pada masanya. Dari data statistik, era '60an pabrikan Mini modifikasi John Cooper mendominasi kejuaraan WRC yang dikemudikan Pat Moss, bersaing dengan Ford Falcon (Greder/Delalande), Mercedez Benz 300 SE (Bohringer/Kaiser), Volvo (Trana/Lindstorm) dan Volkswagen 1500 (Toivonen/Jarvi), hingga akhirnya Mini didiskualifikasi panitia di tahun 1966.
Pada era '70an, nama penyelenggaraan reli dunia berubah dari International Rally Championship menjadi World Rally Championship (1973). Pada tahun 1978, penyelenggara WRC membuka juara bagi pengemudi (driver's championship). Bjorn Waldegaard menjadi orang pertama yang menjadi pemenang driver's championship dengan Ford Escort RS. Pada tahun-tahun ini pabrikan Lancia Stratos, Fiat 131 Abarth dan Ford Escort bergantian menjuarai musim WRC. Sandro Munari, Bjorn Waldegaard, Walter Rohl, Markku Alen adalah nama-nama pengemudi WRC yang cukup mencolok dalam seri WRC. Pabrikan asal Jepang mulai bersaing dengan produk Eropa, seperti Toyota Corolla/Celica, serta Datsun P510 dan 240 Z "Fairlady". Bahkan, Sekhar Mehta identik dengan Datsun setelah berkali-kali unggul di Relly Safari, Kenya.
Monster.
Penyelenggaraan WRC yang sangat fenomenal terjadi saat memasuki tahun 1980. Ketika pada masa sebelumnya teknologi penggerak roda belakang (rear wheel drive) WRC cukup dikagumi, muncul wacana mencangkokkan sistem penggerak empat roda (four wheel drive) pada kendaraan dengan kombinasi turbocharge. Para kritikus menilai kombinasi tersebut cukup beresiko bagi keselamatan peserta. Namun pabrikan Audi menepis pandangan tersebut dengan menurunkan Quattro generasi pertama. Sukses dengan penyelenggaraan tahun-tahun pertama, FIA akhirnya menyambut terobosan tersebut dengan membuka kelas baru, yaitu Grup B. Â Pada tahun 1982 dan 1984, Audi Quattro mencatatkan diri sebagai juara pabrikan. Tidak hanya itu, Audi Quattro juga mencetak sejarah dalam dunia otomotif dengan menempatkan pereli wanita tangguh asal Perancis, Michelle Mouton, yang mampu menjuarai seri-seri WRC, bersaing dengan pereli pria seperti Stiq Blomqvist, Hannu Mikola, Juha Kankunen, Timo Salonen, Jean Ragnotti, Walter Rohl, dan sebagainya.
Sukses dan prestasi Audi Quattro mendorong pabrikan lain mengembangkan konfigurasi baru sehingga menghasilkan daya yang jauh lebih besar. Renault 5 Turbo membuat mesin berdaya 350 daya kuda (HP), Peugeot 205 T16 menyemburkan daya 450 HP, Lancia Delta S4 memiliki daya 480 HP, dan MG Metro berdaya 410 HP. Bahkan generasi terakhir Audi Quattro sanggup menghasilkan 591 HP. Pada masa ini istilah "Monster" dikenal bagi peserta yang berkompetisi pada Grup B. Hingga pada tahun 1987, FIA menghapuskan Grup B setelah terjadi kecelakaan yang menewaskan pereli Lancia, Attilio Bettega pada tahun 1986, dan Henri Toivonen pada tahun 1987, di medan yang sama, Corsica, Perancis Selatan.
Dihapuskannya Grup B oleh FIA, merubah persaingan diantara pabrikan. Pabrikan kembali mengembangkan produk yang disesuaikan dengan spesifikasi Grup A. Moderasi teknologi tersebut secara tanggap dilakukan oleh Lancia dengan menurunkan Lancia Delta Integrale H4 yang menjuarai kelas pabrikan WRC mulai tahun 1988 hingga 1992, dibelakang kemudi Juha Kankkunen.
Era Baru.