Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Bulutangkis Indonesia Pasti Jadi Pertandingan yang Ditunggu, Ini Sebabnya

17 Juni 2022   20:00 Diperbarui: 17 Juni 2022   20:05 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis Indonesia Pasti Jadi Pertandingan yang Ditunggu. Bulutangkis telah semenjak lama jadi cabang berolahraga primadona di Indonesia, sehabis sepakbola. Entah mengapa warga di tanah air senantiasa menanti serta menunjang dengan setia atlet-atlet bulutangkisnya bertanding di kejuaraan, entah itu dikala bergelimang prestasi ataupun dikala terpuruk serta seret prestasi sekalipun.

Kehebohan serta totalitas pecinta bulutangkis Indonesia juga telah teruji di ajang Asian Games tiap musim. Istora Senayan, Jakarta, yang saat ini telah tampak dengan wajah baru, dipadati sesak oleh warga, dari pertandingan awal hingga partai puncak.

Tahun-tahun sebelumnya, sokongan itu juga tidak percuma, atlet-atlet bulutangkis andalan Indonesia yang berlaga di hajatan 4 tahunan itu juga sukses menorehkan prestasi mentereng. Pada tahun 2018 terdapat total 8 medali yang diraih, masing-masing 2 emas, 2 perak, serta 4 perunggu.

Tahun 2018 juga meraih 2 medali emas oleh Jonatan Christie di no tunggal putra, sedangkan pendamping Kevin Sanjaya/ Marcus Gideon dari no ganda putra. Banyak momen tidak terlupakan di selama gelaran cabang berolahraga bulutangkis Asian Games 2018 dulu.

Salah satunya aksi heroik pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, yang harus kalah secara terhormat. Ya, pada partai final beregu putra melawan Shi Yuqi asal Cina, Ginting kalah dengan skor dengan skor 21- 14, 21- 23, serta 20- 21.

Ginting menyerah lantaran hadapi luka kaki. Dia tidak dapat lagi melanjutkan pertandingan di poin- poin akhir pada set penentuan walaupun telah pernah berupaya buat berdiri serta melanjutkan game.

Walaupun begitu, Ginting malah jadi pahlawan sebetulnya. Dia dielu- elukan pemirsa dari seisi Istora. Apalagi, namanya pernah memuncaki trending topic dunia di media sosial Twitter serta jadi pembicaraan, sesaat sehabis dia wajib kalah secara terhormat.

Perihal itu lumayan buat menggambarkan betapa warga Indonesia begitu menyayangi bulutangkis serta atlet- atletnya, sesulit apapun kondisinya. Sesungguhnya apa yang membuat warga begitu menanti tiap pertandingan atlet- atlet bulutangkis Indonesia?

Bulutangkis Giat Sumbang Prestasi

Telah semenjak lama, Indonesia diketahui secara luas selaku rajanya bulutangkis dunia. Dari rentang 1970- an sampai 1990- an, Indonesia senantiasa dapat menciptakan para juara. Sehingga tidak heran bila Indonesia begitu disegani, oleh negara- negara yang dikala ini bulutangkis- nya pula maju semacam Cina, Korea, Jepang, Malaysia serta Denmark.

Bersamaan pertumbuhan Era, bulutangkis tidak cuma Jadi kepunyaan negeri di Asia saja. Semenjak dipertandingakan di Olimpiade Barcelona 1992, kian banyak negeri di dunia berlomba-lomba menciptakan atlet hebat di cabor ini.

Tetapi, hingga dikala ini, senantiasa saja Indonesia jadi salah satu kiblat bulutangkis dunia, ya walaupun telah terdapat pula negara- negara yang sanggup menggeser dominasi Indonesia, semacam Cina misalnya.

Mengapa Indonesia jadi salah satu kiblat bulutangkis dunia? Ya sebab atlet- atletnya senantiasa menyumbang banyak prestasi di tingkat dunia. Apalagi, masa kejayaan bulutangkis Merah Putih telah diawali pada rentang 1960- 1970an.

Kala itu terdapat legenda- legenda bulutangkis Indonesia berbagai Rudy Hartono yang berhasil mengabadikan namanya dalam Guinness Book of World Record selaku pemegang rekor All England. Rudy sempat mencapai 8 gelar All England, 7 gelar di antara lain diraih secara beruntun dari 1967 hingga 1974.

Prestasi bulutangkis Indonesia di masa itu, terus bersinambung serta kesekian. Sehabis Rudy Hartono, terdapat pula Liem Swie King yang timbul selaku pemain top dunia di zona tunggal putra.

Liem Swie King sempat 33 bulan tidak tersentuh oleh kekalahan. Dia pula diketahui selaku pebulutangkis dengan pukulan smash yang sangat kokoh serta lompatan yang besar, sampai pukulannya dijuluki “King Smash”.

Liem sempat mencapai 3 gelar juara All England, 4 gelar juara SEA Permainan serta medali emas Asian Games Bangkok 1978. Liem pula sempat 6 kali membela regu Thomas Cup Indonesia dengan 3 kali di antara lain sukses membawakan Indonesia jadi juara.

Tidak hanya itu, terdapat pula nama- nama besar semacam Christian Hadinata, Rexy Mainaky/ Ricky Soebagja, Susi Susanti, Taufik Hidayat, sampai generasi dikala ini terdapat Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir, Kevin Sanjaya/ Marcus Gideon, Jonatan Christie, Anthony Ginting, hingga Gregoria Mariska.

Totalitas serta Euforia Masyarakat

Foto: freepik.com
Foto: freepik.com

Entah mengapa, bulutangkis memanglah jadi cabang berolahraga kesukaan sehabis sepakbola di Indonesia. Arena Istora senantiasa penuh bila kejuaraan tingkat dunia diselenggarakan, misalnya saja yang teratur dalam sebagian tahun terakhir adalan Indonesia Open.

Tiap kali pebulutangkis Indonesia berlaga, seisi tribun Istora senantiasa ramai dengan pendukung yang berperalatan lengkap. Terlebih dikala juara, euforia hendak terus menjadi rusak serta gempar, coba saja amati arak-arakan usai Owi/ Butet berhasil mencapai medali emas Olimpiade Rio 2016.

Apalagi, loyalitas serta sokongan penuh warga Indonesia terhadap atlet- atlet bulutangkisnya memanglah telah berlangsung semenjak dahulu. Memandang gigih perjuangan para atlet, terdapat saja pihak- pihak yang rela menggelontorkan dana guna membiayai si atlet tampak di pentas dunia.

Coba saja kita mundur ke balik pada tahun 1958- an, kala Indonesia awal kali unjuk gigi di Piala Thomas, Singapore. Kala itu, PBSI wajib mengumpulkan dana melalui  “Dompet Ferry Sonnevile” buat keperluan membeli tiket pesawat pada era itu.

Olah-raga Seluruh Kalangan

Foto: freepik.com
Foto: freepik.com

Telah jadi rahasia umum bila bulutangkis jadi cabang berolahraga kesukaan serta terkenal tidak cuma di golongan atlet saja, tetapi hingga ke warga. Apalagi, warga Indonesia sendiri tidak cuma berperan selaku suporter saja, mereka pula sering menjadikan bulutangkis selaku berolahraga setiap hari.

Ya, bulutangkis tidak cuma berlangsung di stadion megah saja, tetapi berolahraga tepok bulu itu pula dapat dengan gampang ditemukan di mana saja dalam suasana apapun. Mulai dari lapangan asli buat badminton, taman rumah yang dijadikan tempat kondangan kawinan, ataupun gang-gang perumahan di daerah kota.

Orang-orang yang memainkan berolahraga bulutangkis juga berasal dari bermacam golongan. Mulai dari kanak-kanak kecil, anak SMP SMA, orang berusia yang bergaya bak pemain handal, sampai orang tua.

Tidak hanya itu, bermain bulutangkis tidaklah perihal yang sulit. Saking sederhananya, orang yang mau bermain bulutangkis cuma wajib mencari tanah luas yang agak luas, sejoli raket, net bayangan (dari tali yang berarti dapat jadi pemisah), dan shuttlecock.

Begitu sederhananya berolahraga ini sampai berprestasi di tingkat dunia, membuat warga Indonesia betul-betul menyayangi bulutangkis serta atlet-atletnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun