Coba saja kita mundur ke balik pada tahun 1958- an, kala Indonesia awal kali unjuk gigi di Piala Thomas, Singapore. Kala itu, PBSI wajib mengumpulkan dana melalui “Dompet Ferry Sonnevile” buat keperluan membeli tiket pesawat pada era itu.
Olah-raga Seluruh Kalangan
Telah jadi rahasia umum bila bulutangkis jadi cabang berolahraga kesukaan serta terkenal tidak cuma di golongan atlet saja, tetapi hingga ke warga. Apalagi, warga Indonesia sendiri tidak cuma berperan selaku suporter saja, mereka pula sering menjadikan bulutangkis selaku berolahraga setiap hari.
Ya, bulutangkis tidak cuma berlangsung di stadion megah saja, tetapi berolahraga tepok bulu itu pula dapat dengan gampang ditemukan di mana saja dalam suasana apapun. Mulai dari lapangan asli buat badminton, taman rumah yang dijadikan tempat kondangan kawinan, ataupun gang-gang perumahan di daerah kota.
Orang-orang yang memainkan berolahraga bulutangkis juga berasal dari bermacam golongan. Mulai dari kanak-kanak kecil, anak SMP SMA, orang berusia yang bergaya bak pemain handal, sampai orang tua.
Tidak hanya itu, bermain bulutangkis tidaklah perihal yang sulit. Saking sederhananya, orang yang mau bermain bulutangkis cuma wajib mencari tanah luas yang agak luas, sejoli raket, net bayangan (dari tali yang berarti dapat jadi pemisah), dan shuttlecock.
Begitu sederhananya berolahraga ini sampai berprestasi di tingkat dunia, membuat warga Indonesia betul-betul menyayangi bulutangkis serta atlet-atletnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI