Mohon tunggu...
Syarif Dhanurendra
Syarif Dhanurendra Mohon Tunggu... Jurnalis - www.caksyarif.my.id

Pura-pura jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Catatan Enam Tahun Berproses di IPNU, Perjuangan Belum Berakhir

25 Februari 2018   17:48 Diperbarui: 7 Juli 2019   07:33 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.facebook.com/muhasyarifcom

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dari Lakmud itu kemudian aku 'mengenal' yang namanya Scientific Problem Solving, Teknik Persidangan, Teknik Pembuatan Proposal, dan prinsip-prinsip keagamaan dalam Nahdlatul Ulama. Semua hanya sebatas mengenal, sebab penguasaan materi akan didapatkan setelah terjun langsung ke lapangan. Ada banyak teman sengakatan Lakmudku waktu itu, antara lain: Wahid, Fiqhy, Enik, Sya'ir (saudara kembarku), Yusub Bahtiar, Anis K. J., Rozik, Miftakhul Khoiri, Arik, Amir, Mundzir, Muzdalifah, dan Gus Bahar Ali. Kemudian untuk salah satu tim pelatih lapangannya adalah Ndan Thoib.

Di tahun 2012 pula, aku menemui momentum yang tak terlupakan dengan IPNU, yaitu: terpilih sebagai Ketua Pimpinan Ranting IPNU Desa Dadapan periode 2012-2014. Seingatku, aku terpilih antara bulan Agustus-November 2012. Momen pemilihan itu berada di Rumah Rekan Wahid, tepatnya saat Rutinan Ranting Dadapan di hari Jum'at Pahing. Entah apa alasan mereka, kenapa mereka memilihku menjadi Ketua Ranting, aku tidak tahu itu. Namun, kini aku sadar, mungkin dulu sudah disetting oleh sepupuku sendiri, Wahid (Ketua Ranting sebelumku).

Berproses di IPNU Sejak 2012 hingga 2018

Waktu enam tahun bukanlah sesingkat dan semudah mengedipkan mata. Berproses di IPNU selama enam tahun pasti menemukan ratusan kisah penuh keunikan. Seperti halnya sekolah SMP dan SMA, juga enam tahun yang penuh warna kehidupan. Berproses di IPNU akan mengenal yang namanya ikatan persudaraan, kesetiaan, kebersamaan, marah, senang, bahkan kekecewaan, yang semua itu akan membentuk karakter individu menuju masa kedewasaan.

Dua tahun menjadi Ketua Ranting (2012-2014), kulakukan semaksimal mungkin. Jika sebelumnya Rutinan Jum'at Pahing tidak aktif, namun di periodeku (alhamdulillah) aktif lagi dan tidak pernah bolong. Namun, itu tidak semata-mata prestasiku, karena yang bekerja bukanlah 100% aku, tapi kami semua, terutama Rekan Wahid (sepupuku). Sebagai Ketua Demisioner, dia sangat tlaten membimbing dan menemaniku menjalankan roda organisasi. Setiap mau Rutinan, dia sering membantuku mengloby Ta'mir Masjid yang akan ditempati rutinan. 

Kemudian, Anis K. J. (Ketua IPPNU Ranting Dadapan terpilih seperiode denganku) juga lebih berperan penting dari pada aku. Namun, setahun kemudian, Anis K. J. mengundurkan diri dari jabatan Ketua karena sesuatu hal yang dapat dipertanggungjawabkan. Akhirnya, digantikan oleh Rekanita Yurika Novi Liana sebagai Pejabat Ketua (Pj. Ketua) meneruskan periode kepengurusan Rekanita Anis.

Ranting adalah tingkat kepengurusan paling awal di IPNU (pada masa itu), untuk itu, menjaga kotinuitas dalam kegiatan rutin adalah fokus utamanya. Semakin istiqomah dalam menjalankan agenda kegiatan rutin, walau pun satu bulan sekali (atau bahkan dua bulan sekali), itu sudah lebih dari cukup. Sebab, dengan adanya rutinan, para anggota-anggota IPNU akan memiliki kegiatan yang dapat mempertemukan dengan sesama anggota di forum resmi IPNU.

Setelah selesai menjadi Ketua Ranting, kemudian aku diamanahi sebagi Wakil Ketua I yang membidangi Departeman Organisasi dan Pengembangan Kaderisasi di tingkat kepengurusan Pimpinan Anak Cabang (PAC), yaitu periode 2014-2016. Akan tetapi, aku merasa masih memiliki kewajiban untuk tetap membantu kepengurusan Ranting. Akhirnya, kuputuskan untuk menyerahkan diri di Ranting untuk menjabat sebagai Sekretaris. 

Pada awalnya, Ketua PAC mempertanyakan keputusanku itu, "bar dadi ketua, kog,dadi sekretaris tow, Mas? (setelah jadi ketua, kenapa sekarang jadi sekretaris, Mas?)" tanya Ketua PAC. Aku tahu itu melangar Peraturan Organisasi, namun, setelah kujelaskan niat dan kondisi di lapangan, akhirnya dia menyetujui keputusanku itu. Toh, semua ini demi keberlangsungan IPNU di Rantingku (kepentingan bersama).

Tahun 2014-2016 adalah periode kedua dari kepemimpinan Rekan Wahid di PAC. Sebagai kader yang berkualitas, ia akhirnya terpilih menjadi Ketua lagi saat Konferancab 2014. 

Pada tahun 2012, sebenarnya posisi jumlah suara terbanyak saat pemilihan Ketua PAC dalam Konferancab adalah Rekan Juni Prasetiawan, namun dia menolak dengan tanpa mengurangi rasa hormat kepada peserta konferensi, akhirnya Pimpinan Sidang mengabulkan pengunduran dirinya, dan mengesahkan Rekan Wahid sebagai Ketua PAC (karena memperoleh suara terbanyak kedua setelah Rekan Juni).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun