Waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB. Mugiwara bergegas menuju Masjid, kebetulan tepat Pondok Gading lengket dengan Masjid besar yang bernama Masjid Baiturrahman. Lantas Mugiwara menaruh tasnya di dalam Masjid, mengambil sarungnya, ia ganti pakaian di toilet, ambil wudlu, dan sholat Ashar.
Selesai sholat Ashar, dia langsung membuka HPnya (Nokia jadul layar kuning), berharap ada SMS dari temannya yang mondok di sini. Tak ada. Lantas Mugiwara yang SMS. Tak dibalas. Lalu dia bertanya kepada salah satu santri mengenai kantor Pondok untuk daftar.
Pondok Gading ternyata beda dengan Pondok Mahasiswa lainnya. Sebelumnya, Mugiwara membayangkan pondok ini sama dengan pondok Sabilillah Surabaya (tempat kakak pertamanya mondok, dekat UNESA), dan pondok Al Kayyis (tempat kakak keduanya mondok, dekat UTM). Jadi, setiap santri yang daftar harus showan terlebih dahulu kepada Romo Yai dengan diantar orang tua atau wali. Saat itu, Muguwara datang sendirian, tanpa diantar siapa-siapa.Â
Akhirnya, pengurus pondok mengantarnya ke ruang tamu untuk memberi kabar ke orang tuanya agar bisa menyusulnya ke Malang untuk showan ke Romo Yai. Namun, Mugiwara tidak lantas tergesa-gesa mengabari orang tuanya, sebab ia tidak tega jika orang tuanya datang ke Malang sendirian. Dia paham seberapa sepuh bapak-ibunya untuk hanya sekedar melakukan perjalanan ke Malang. Mugiwara tetap santai di kamar tamu, dan ngabari kedua saudaranya, dan temannya.
Pukul 19.00 WIB, temannya yang bernama Purin datang menemui Mugiwara. Ternyata HPnya off, sebab batrainya habis. Selain itu, aturan pondok Gading, mulai Maghrib HP wajib off, atau disita dan mendapat sanksi dari keamanan pondok. Namun, aturan itu tidak berlaku bagi tamu atau calon Santri yang belum resmi/sah menjadi santri, seperti Muguwara.
"Kenapa ndak bilang, kalau daftar ke sini harus showan Romo Yai dan diantar orangbtua?" tanya Muguwara kepada temannya.
"Lhoh.. Awakmungorong showan t? Lha po budal dewe?"
"Yo ugong lah. Tak kiro regustrasi, beres. Deh..."
Selanjutnya Mugiwara dan temannya bincang-bincang mengenai kegiatan-kegiatan pondok. Namun, tak lama kemudian waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB, dan temannya pergi sebentar untuk sekolah Diniyyah.
Sekitar pukul 21.00 WIB, ada seorang pengurus datang menemui Mugiwara, namanya adalah Cak Habibi.
"Cak, mari kulo antar ke kamar sampean!" kata Cak Habibi.