...
"Di, kita mau ke mana, sih?" Dia bertanya, memutus lamunan.
"Jalan-jalan,"
"Tahu, tapi jalan-jalan ke mana, Ardi Wisenja?" katanya, menyebut nama lengkap gue.
"Mau ajak kamu makan saja, May,"
"Di mana?"
Gue jawab singkat sambil menunjukkan foto tempat antah berantah yang akan kami datangi. Dia tidak mengatakan apa-apa. Tapi gue tahu, foto tempat itu sudah cukup untuk membuat mata bulatnya tersenyum.Â
Cukup susah untuk menyenangkannya. Seringnya, hal-hal yang gue pikir akan membuat dia bahagia malah cuma dianggap biasa. Di hari ulang tahunnya bulan lalu, setelah gue susah payah mencari kado yang akhirnya tidak dia suka, gue pernah bercanda dengan bilang: susah tahu, May, mau nyenengin kamu. Dia tertawa sambil bilang: enggak susah, Di.
"Radionya aku matiin boleh, Di?" Dia bertanya, meminta izin.
"Silakan saja, May,"
Dia segera mematikannya. Siaran di saluran radio favoritnya baru saja berakhir. Gue baru tahu belum lama ini kalau dia ternyata cuma mendengarkan satu siaran radio dan tidak pernah pernah tertarik dengan siaran lain.Â