Mohon tunggu...
Karimatus Sahrozat
Karimatus Sahrozat Mohon Tunggu... Editor - Writer, Editor

Smile. It will bring you luck.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harap

10 Oktober 2020   14:52 Diperbarui: 10 Oktober 2020   14:55 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahu tidak, Wan? Orang-orang sering menanyaiku soal dia. Mereka bilang, dia mungkin menyukaiku. Apalagi kalau terkadang dia tiba-tiba muncul di depan kantorku sambil memegang sebuket bunga. Wah, sumpah, aku selalu memukul punggungnya keras-keras setelahnya. Sebab keesokan harinya, teman sekantorku pasti akan ribut mewawancaraiku tentang hubungan kami. Padahal mereka mana tahu?

Terkadang, dia memberiku bunga bekas yang tidak jadi dia hadiahkan untuk calon pacarnya atau untuk entah siapa. Di lain waktu, dia sengaja membawa bunga sebelum menemuiku supaya orang-orang di rumahnya menyangka kalau dia sudah punya pasangan. Setiap kali kutertawakan, dia cuma akan balik menertawankanku. Beralih meledek. Terkadang dia memang ajaib.

“Suka?” dia bertanya. Memastikan aku menyukai bunga yang baru saja dia berikan.

Aku mengangguk. Bilang terima kasih.

Tapi, Wan.

Semoga dia benar-benar cuma temanku, ya. Semoga. Semoga. Semoga.

...

Cerita sebelumnya dapat dibaca di sini: "Dua Puluh Lima"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun