Mohon tunggu...
yulia anna
yulia anna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta dan hobby menulis

Satu Keyakinan "berhasil"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Sinergi Peran "3 in 1" untuk Pendidikan

20 April 2018   21:37 Diperbarui: 20 April 2018   21:39 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Orang tua adalah sekolah pertama bagi anak dalam memberikan didikan. Kedekatan antara orang tua dan anak menjadi jembatan utama bagi orang tua untuk bisa memastikan bahwa sang anak akan baik-baik saja ketika jauh dari pantauan orang tua. 

Orang tua pasti peka ketika anak sedang bermasalah. Kepekaan orang tua yang begitu kuat, semampu mungkin dimanfaatkan oleh para orang tua dalam menangkap sinyal yang tidak baik dari perilaku anak. Tentunya, langkah yang dapat diambil oleh para orang tua adalah pendekatan pada anak melalui komunikasi yang baik. 

Dari komunikasi dan keterbukaan yang sudah ada, anak akan merasa, bahwa dirinya diperhatikan oleh orang tua mereka. Anak akan merasa bahwa kedua orang tua mereka akan selalu ada untuk mereka dalam kondisi apapun. Sebaliknya, seorang anak akan berfikir dua kali untuk berbicara jujur dan terbuka pada orang tua jika sikap orang tua acuh terhadap permasalahan yang dihadapi anak. 

Biasanya, orang tua terlalu sibuk dengan rutinitas dan pekerjaan mereka. Kesibukan orang tua yang menyita waktu akan menjadi jarak bagi anak. Anak akan enggan mendekati mereka yang sibuk dan mencari jalan keluar sendiri diluar keluarga. Kecanggihan tekhnologi dan pergaulanlah yang akan menjadi tempat pelarian yang aman buat mereka.

Mengikuti perkembangan dan kecanggihan tekhnologi, anak akan merasa semakin pintar. Bukan pintar dari didikan guru disekolah atau orang tua dirumah. Mereka pintar karena mengikuti kemajuan dan kecanggihan tekhnologi. 

Kecanggihan tekhnologi masa kini memang layak untuk diikuti. Namun bagi pelajar, pengawasan dan pendampingan masih perlu dilakukan. Ketika kecanggihan tekhnologi menjadi teman dan solusi mereka dalam memecahkan masalah, bukan jawaban yang akan mereka temukan. Namun masalah baru yang akan mereka temukan. Anak akan gampang meniru. Maka disinilah, keberadaan peran guru dan orang tua harus lebih ditingkatkan.

Berada dijaman yang serba canggih hanya dengan telepon seluler, anak akan semakin leluasa. Diluar jam sekolah, anak akan lebih mudah dan sering menggunakan kecanggihan tekhnologi melalui fasilitas handphone. 

Meraka dapat mengakses apapun melalui aplikasi yang ada pada telephone yang semakin hari semakin memberikan kemudahan dalam mencari dan mendapatkan informasi apapun tanpa hambatan. Jika loss control, maka anak akan semakin sulit dikendalikan. 

Orang tua, yang sangat memahami dan mengetahui aktivitas anak dirumah, seharusnya mampu menjadi controller dirumah. Ijin penggunaan laptop ataupun telephone selular sebaiknya dibatasi hanya jika tugas dan tanggung jawab dari sekolah telah diselesaikan. Sedikit kebebasan dan kesempatan yang diberikan orang tua terhadap anak, akan menjadikan anak semakin meminta kesempatan yang lebih dan lebih. 

Dan tak sedikit orang tua yang memberikan kesempatan dan kebebasan anak dalam melakukan apapun dirumah bahkan diluar rumah. Anak dibiarkan bebas keluyuran dan berkeliaran hingga larut malam tanpa ada punishment apapun dari orang tua. 

Kebiasaan-kebiasaan kecil yang dibawa dari rumah, akan membuat anak semakin liar disekolah. Tentu, guru juga akan kewalahan dalam mendidik anak disekolah. Anak tersebut bisa saja berani pada gurunya. Bahkan lebih jauh lagi, anak tidak akan menghormati guru mereka disekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun