Peringatan Hari Buruh di Jogja hari Selasa kemarin (1 Mei 2018) diwarnai unjukrasa yang berakhir anarkis. Para pelaku yang terdiri dari beberapa elemen mahasiswa dengan jumlah seratusan orang lebih merusak dan membakar pos polisi lalu lintas di simpang tiga jalan Laksda Adi Sucipto depan Universitas Islam Negeri (UIN) Jogja.
Aksi unjukrasa yang dilakukan siang menjelang sore hari sekitar pukul 15.00 berisi orasi berbagai macam tuntutan seperti yang tertulis di poster dan spanduk yang mereka bawa, seperti turunkan BBM, stop NYIA (New Yogyakarta International Airport) atau bandara baru Jogja, hapus tanah SG dan PAG (Sultan Ground dan Pakualaman Ground)Â
![molotov- yasin disanggupi/ICJ](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/02/fb-img-1525183591867-5ae89dc6caf7db1bc9081f22.jpg?t=o&v=770)
"Bunuh Sultan"
Sungguh, ini kata-kata provokasi yang sangat keterlaluan di Hari Buruh kali ini. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Sri Sultan Hamengkubuwono ke X sebagai pewaris tahta keraton dan gubernur DIY masih cukup dihormati oleh sebagian besar masyarakat Jogja.
![yasin disanggupi/ICJ](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/02/fb-img-1525183572081-1-5ae89df216835f724b01cc32.jpg?t=o&v=770)
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/02/fb-img-1525183584543-5ae89ee75e137305e0546d82.jpg?t=o&v=770)
Semoga aparat bisa mengusut tuntas dalang dibalik aksi anarkis ini, menghukum dengan adil para pelakunya, biar tak terulang lagi. Agar Jogjaku tetap aman dan istimewa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI