Mohon tunggu...
Danny PH Siagian
Danny PH Siagian Mohon Tunggu... Dosen - Menulis, Menulis dan Menulis

Jurnalis dan Dosen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Jasad Tak Lagi Diantar Menjadi Kelaziman

1 Mei 2020   03:37 Diperbarui: 1 Mei 2020   04:12 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai Renungan Mendalam

Sesungguhnya, rasa kemanusiaan menjadi tercabik-cabik, ketika melihat keadaan seperti itu. Tak ada kekhususan apapun, bagi keluarga sekalipun, untuk mendekat selama di Rumah Sakit, yang pada umumnya akan memberi spirit bagi yang sakit, hingga memberi penghormatan terakhir di Rumah Duka hingga ke pemakaman.

Namun inilah menjadi sebuah renungan, yang mau tidak mau harus diterima, dan menjadi kelaziman baru. Walaupun tak sesuai lagi dengan tradisi, adat istiadat dan budaya maupun peradaban yang sebelumnya berlaku. Seolah tiba saatnya pada situasi melazimkan yang tak lazim.

Oleh sebab itu, menghindari terkena virus mematikan ini, dan saling menjaga anggota keluarga menjadi sangat penting. Tak bisa lagi ada yang acuh tak acuh pada pergerakan anggota keluarga. Semuanya harus saling peduli secara aktif. Saling deteksi dan saling mencegah, jika terpaksa melakukan sesuatu pekerjaan ditengah peraturan Pemerintah melalui PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Virus Corona bisa terkurangi, jika seluruh anggota masyarakat tanpa terkecuali, dan bersama-sama memutus rantai penyebarannya. Virus mematikan ini tak pernah bisa terdeteksi oleh mata, tak bisa terdeteksi segera oleh tubuh. 

Dan virus ini tanpa terasa mengendap dan berkembang biak dulu di tubuh seseorang, baru bisa diketahui gejalanya, jika sudah diperiksa tenaga medis. Itupun jika penanganan pemeriksaannya dapat berjalan cepat. Sebab ada antrian dan birokrasi yang mempengaruhi prosesnya. Panjangnya waktu proses inipun menjadi sesuatu yang tak lazim yang harus diterima.

Karena itu, lebih baik mematuhi aturan, dan menjaga diri dan anggota keluarga, meningkatkan imun tubuh dan megikuti segala protokoler kebersihan tubuh, daripada sudah terkena virus, namun tak ada lagi yang bisa diperbuat, dari mulai masuk ke Rumah Sakit hingga ke pemakaman. Hanya dadah-dadah dengan penuh linangan airmata, dan rasa pilu di dada yang menyesak, dan tak dapat terkatakan apapun...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun