[caption id="attachment_365584" align="aligncenter" width="300" caption="jalan didalam compound, dokumentasiKu"][/caption]
Membaca artikel kompasianer Ariyani Na, tentang trend hidup bertetangga, saya jadi ikutan share kehidupan bertetangga ditempat tinggal saya di Saudi, bukan bertetangga ajah, tapi pengalaman saya hidup di salah satu western compound di Saudi.
Well katanya tinggal di compound itu rasanya kayak tinggal di kompleks perumahan ala pejabat indonesia gitu. Karena saya tak punya pengalaman tinggal dikomplek perumahan ala pejabat indonesia, maaf saya tak bisa membandingkan. Selama di Saudi, saya pernah juga tinggal di apartemen dan perumahan yang bukan compund, perbedaan yang terasa adalah dari segi keamanan dan fasilitas.
Lengkapnya begini :
1. Keamanan dan kebebasan
Memasuki gerbang compound sudah ada militer lengkap bersenjata yang berjaga, dan setiap kendaaraan penghuni compound distempeli stiker khusus. Untuk tamu yang berkunjung, harus lapor dan meninggalkan iqamah--ini kayak KTP saudi-- di pintu jaga compound. Penjagaan yang ketat ini memang beneran ketat, sampai sampai petugas jaga, hapal setiap kendaraan yang ada dicompound, langsung berkomentar : " oh yang itu mobil tamu".
Kendaraan jaga setia keliling, 24 jam x 7 hari seminggu, mereka hanya berjaga saja, tak akan mencampuri urusan penghuni compound. Harus saya tekankan disini walaupun katanya western tapi peraturan tidak 100% western, penghuni compound malah ada yang orang saudi asli, dan memang untuk kebebasan, agak longgar, yaitu wanita disini yang kebetulan non muslim, tak apa jika ingin sekedar power walking pake training pants--bukan short- atau ada juga tetangga saya Swedia yang punya binatang piaraan anjing yang kadang dia bawa untuk jalan jalan sekitar compound, dan tak diprotes. Kalau diluar compound tetangga swedia mungkin sudah diprotes.
Penghuni compound juga tak pernah merayakan hari perayaan yang dilarang di Saudi, kayak tahun baru, valentinan, halloweenan, pokoknya semua yang dilarang tak pernah terdengar dirayakan disini, alasannya menghormati hukum yang berlaku, dan tak mau sembarangan melanggar.
2. Tak ada rumah dengan pagar tembok tinggi.
Ini juga salah satu perbedaan mencolok antara compound, dan perumahan saudi biasa, tak ada rumah dengan pagar tembok dan berpintu besi di compound. Semua rumah sama, hanya memang beda di berapa kamar-nya saja, ini tergantung banyak anak yang dimiliki. Untuk keluarga dengan banyak anak rumah mereka punya 5 kamar, dan untuk yang pasangan tanpa anak rumah mereka 2 kamar. Kami harus share garasi.
Entahlah mungkin karena kami sama sama perantau, merasa senasib jauh dari keluarga, penghuni compound kami kenal baik. Ditambah juga kami semua bekerja pada perusahaan yang sama. Jadi perasaan "dekat" itu ada, dengan saling menitipkan anak jika kami harus ke rumah sakit misalnya, atau menitipkan beli grocery jika salah satu tetangga ada yang shoping. Entah apakah ini bisa kami lakukan jika kami tinggal diperumahan saudi biasa dengan tembok tinggi mereka.
3. Fasilitas dan kehidupan bertetangga.
Di compound memang sudah dilengkapi fasilitas, yang dipisahkan untuk wanita dan pria-nya. Adanya fasilitas olahraga membuat para suami kadang rajin main cricket dan sepak bola tiap akhir minggu. Adanya taman bermain membuat anak anak dan ibu kadang seliweran main di sana,bertemu, ngobrol, atau sekedar ngemil kuaci, hahaha
Masjid juga menjadi tempat ketemu antara suami. Masjid di compound tak pernah sepi,selain untuk sholat,juga ada kegiatan pengajian berbahasa arab dan inggris. Jadi para suami menjadi dekat disini, selain itu mereka kan rekan kerja.
Uniknya, saat bertemu ditaman ini, kadang terbentuk kelompok kecil tergantung bahasa. Yang berbahasa inggris sendiri, yang berbahasa hindi,pakistan, sendiri, dan yang berbahasa afrika juga sendiri. walau begitu kami saling kenal. Kami juga sering ngumpul dirumah salah satu teman dan ini bergiliran untuk sekedar makan malam bareng dan ngopi ngopi, kegiatan ini minus suami tentunya, ladies night--ini biasa kami sebut.
fasilitas, dokumentasiKu
[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Fasilitas"]
Begitulah, walau katanya western compound, yang tinggal disini malah gak 100% from the west. Ada yang saudi asli, ada yang dari US, dari Indonesia, dari India, dari pakistan, dari Afrika, dari Swedia, dari Jordan, dari Mesir, dari Australia--Kami--dari Canada, dari England, dan dari mana mana lagi banyak.
Kami saling menghormati kehidupan dan kebebasan masing masing, tak semuanya muslim. Dan tak ada juga yang dituakan disini, maksudnya tak ada ketua RT,RW atau kepala lorongnya. Walau begitu untuk menemukan kasus seperti AD yang terjadi di Indonesia, gak akan mungkin, karena ketatnya keamanan dan adanya patroli, membuat menelantarkan anak di luar rumah akan langsung ketauan,karena gak pernah kejadian sejak saya di compound, makanya saya gak tau apakah hukumannya bagi penghuni compound yang menelantarkan anaknya seperti kasus AD, mungkin deportasi dan ban untuk kerja di saudi lagi.
Salam kompasiana
==Sisi82==
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H