Mohon tunggu...
Dino Renaldo Pattinama
Dino Renaldo Pattinama Mohon Tunggu... -

saya seorang manusia biasa yang berusaha melakukan yang terbaik walau hasilnya tidak sempurna.\r\nhttp://catatanseorangpapa.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Memahami Jiwa si Buah Hati

5 Februari 2011   03:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:53 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah belajar dari observasi bayi itu mulai tumbuh dengan fungsi-fungsi jiwa lainnya,kemampuan berkomunikasi dengan mengunakan bahasa lisan dan belajar membedakan bunyi untuk melatih panca indranya, bayi mungil itu mulai bisa membedakan suara ayah dan ibunya, bahkan suara pengasuh maupun bunyi nada yang didengarkannya.

Pada tahap berikut kecekatan operasionalpun mulai ditekuninya, demi meng efektifkan gerak fisik ( motorik). Dengan penuh kekaguman kita orang tua juga dapat melihat dan merasakan dengan penuh cinta bagaimana sianak mulai menggunakan logika dan mulai menunjukan ketrampilan yang dimiliknya.

Anak- anak kecil penuh dengan apa yang dinamakan IMAJINASI, saat memahami dimensi ruang, kerap kita dapat melihat mereka mulai bermain sendiri ataupun berbicara. Ada anak anak tertentu yang memiliki kemampuan imajinasi diatas rata-rata teman seusianya, yang harus diwaspadai apabila sianak dapat menciptakan teman imajinasinya yang selalu menemani dia bermain. Langkah yang bijaksana apa bila orangtua mengadakat pendekataan dengan berkomunikasi denga mendengarkan apa yang dia hayalkan hingga dapat diarahkan ke kegiatan yang bersifat positif, seperti mengarang cerita, membuat puisi, hingga dapat menyalurkan potensi yang luar biasa yang tersimpan dalam diri sianak.

Kemampuan berinovasi, banyak hal yang mendukung agar anak-anak kita dapat selalu berinovasi tak lepas dari kemampuan sianak dalam berinter aksi, kepemimpinan, intuisi dan kreatifitas tanpa dukungan dari aspek-aspek terkait niscaya kemampuan untuk berinovasi tersebut tidak akan pernah terwujud.

ANAK-ANAK INGIN SELALU DILINDUNGI

Terlintas terdengar sangat sederhana “dilindungi” tapi bukankah hal yang sederhana itu sangat sulit untuk dilakukan?.Memberi perlindungan adalah suatu kehormatan bagi orangtua mendapat kepercayaan untuk melindungi sibuah hati, sebagaimana adanya anak-anak itu sejak pertama kali dilahirkan diposisikan pada situasi untuk tidak dapat memilih. Alangkah indahnya jika kita dapat menjaga mereka tumbuh bersama fungsi-fungsi jiwanya, memperhatikan perubahan spektrum warna kehidupan yang begitu pesat berubah, hingga suatu waktu orangtua dapat mengembalikan kepercayaan itu di saat putra-putrinya sudah dapat menjaga dirinya sendiri dengan penuh percaya diri.

Terkadang orangtua melakukan hal yang keliru disaat merasa cukup memberikan perhatian sebatas makan, baju dan tempat berteduh sementara jiwa sianak akan terus kehausan dan lapar, anak-anakpun juga memiliki kebutuhan Emosi dan Spiritual yang harus dipenuhi. Alangkah bahagianya kita melihat mereka tumbuh dewasa penuh dengan sejuta hrapan yang siap digapai olehnya dengan penuh percaya diri, kepercayaan diri itu tidak akan muncul jika sianak tidak mengenal dirinya sendiri.

Anak-anak ingin selalu dihargai

Perbedaan mendasar antara anak dengan orangtua tertumpu pada waktu. Dalam arti kata orangtua terlebih dahulu menjalani proses kehidupan, selain dari pada itu antara anak dengam orangtua sama-sama menjadi subyek kehidupan yang memiliki rasa. Bagaimana sepasang orangtua ingin selalu dihormati dan dihargai putra-putrinya sementara meraka tidak pernah mau menghargai anak-anaknya? Dan selalu berlindung dibalik baju kebesaran orangtua yang “tidak pernah salah dalam tingkah lakunya”

Kasih dan sayang adalah kebutuhan jiwa setiap makluk ciptaan tuhan, apalagi sesosok figur manusia sebagai makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, anak-anak itu begitu peka merasakan segala sesuatu yang berkaitan dengan rasa entah masalah kasih sayang ataupun perasaan ketidak nyamanan dalam membagi kasih ( keadilan) mereka mempunyai intuisi yang tidak pernah salah dalam menilai rasa, terkadang kita orngtua menyepelakanhal ini, dengan terburu-buru membuat satu pernyataan bahwa Oh,,dia tipenya pengiri, pencemburu dan sebagainya,  mari kita belajar mengevaluasi diri atas prilaku orangtua dalam berbagi kasih kepada putra-putrinya.

Merasa ketidak adilan dalam menerima kasih mempunyai dampak yang cukup lama,dan secara akumalatif terekam dalam benak sianak, apalagi bagi orangtua yang memiliki banyak anak sampai dimana pemerataan kasih sayang orangtua itu? Mungkin selama figur orangtua masih tetap mendampingi putra-putrinya menjalani proses kehidupan belum terjadi persoalan yang berarti! Tetapi masalah akan muncul dikemudian hari, sudah banyak contoh kehidupan terjadi ratusan hubungan kekeluragaan retak dikarenakan persaan ketidak adilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun