Mohon tunggu...
Erri Subakti
Erri Subakti Mohon Tunggu... Penulis - Analis Sosial Budaya

Socio Culture Analyst

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nothing Compares to You

29 Juli 2024   15:19 Diperbarui: 29 Juli 2024   15:32 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay

Apa yang Jisca ceritakan kepadaku cukup mengejutkan.

Jisca bilang ia didiagnosis kanker payudara, padahal baru saja ia memulai hubungan dengan Riton.

Tapi cerita Jisca untuk bisa survive dari kanker telah membuktikan dirinya adalah perempuan tangguh.

Dia memeriksakan benjolan kecil dekat payudaranya sendiri, dan juga mencari informasi tentang penyakit tersebut. Bagaimana dirinya bisa sembuh.

Dia berkonsultasi dengan beberapa dokter di Jakarta dan Singapura. Satu-satunya solusi adalah operasi untuk mengangkat sel-sel kanker di payudara kanannya.

Akhirnya operasi itu dilakukan di Singapura. Pada saat itu dokter mengatakan bahwa satu operasi mungkin cukup untuk menghentikan kanker agar tidak menyebar. Tapi itu bukanlah akhir dari mimpi buruk yang jadi nyata. Dia harus melakukan kemoterapi setelahnya, karena kanker sebenarnya sudah menyebar ke kelenjar getah bening.

Kemoterapi perlu dilakukan dalam 8 sesi. Itu cukup menyakitkan untuk mengubah kondisi tubuh seseorang, namun Jisca tak punya pilihan.

Setelah kemoterapi pertama di Singapura, Jisca kembali ke Jakarta dan melanjutkan kemo di Jakarta.

Riton meneleponnya, dan Jisca menceritakan mengenai kondisinya. Riton spontan ingin bertemu dengannya.

Jisca masih terlalu lemah dan harus mendapatkan istirahat di tempat tidur selama setidaknya 10 hari. Mereka bertemu setelah itu, dan setelahnya lagi, dan setelah itu, dan Riton jelas menunjukkan betapa dia sayang pada Jisca.

Jisca tentu ragu-ragu karena beberapa alasan, penyakitnya tentu saja, sebisa mungkin dia harus menjaga pikirannya dari hal-hal yang mungkin akan menyedihkan, terutama secara emosional. Dan ada hal besar lainnya, mereka berdua... berbeda agama. 

Jisca adalah seorang muslimah, dan Riton adalah seorang Katolik. Tapi itu tidak menghentikan hubungan mereka dan perhatian tulus Riton pada Jisca.

Riton selalu ada saat Jisca menjalani kemoterapi. Jisca kehilangan semua rambut di tubuhnya. Dia benar-benar botak dan tampak lucu. Riton memujinya, seperti Sinead O'Connor.

Jisca tidak menyangkal bahwa dia merasa bahagia Riton selalu mendampinginya saat sakit dan pengobatannya. Tetapi untuk menjadi kekasih dia masih ragu.

Pada suatu malam, di kafe mereka biasa bertemu setiap minggu, Riton meminta Jisca untuk menikah dengannya. Jisca tidak percaya itu dan membuat Riton memikirkannya beberapa kali.

Keluarga Jisca ternyata terbuka untuk perbedaan agama. Namun jalan masih tidak mudah, karena meskipun mereka menerima perbedaan agama, mereka masih perlu memutuskan secara apa nikahnya. Islamkah atau harus dilakukan di luar negeri, yang berarti mereka harus ke Hong Kong dan mendapatkan surat nikah di sana.

Sebuah kedukaan terjadi menjelang pernikahan di saat kedua keluarga mempertimbangkan Jisca dan Riton akan menikah secara apa dan di mana.

Ayah Jisca meninggal dunia karena serangan jantung.

Pukulan mental di saat Jisca juga tengah berjuang untuk survive dari sakitnya.

Setelah beberapa waktu untuk menenangkan diri, Jisca dan Riton akhirnya menikah di Hong Kong, hanya mereka, dan orang tua Riton, saudara tertua Jisca, dan 2 orang sahabat mereka.

Mereka berbulan madu di Bali dengan keluarga dan teman-teman.

Jisca terkikik saat menceritakan bagaimana seringnya mereka menghabiskan waktu dalam kemesraan juga pertengkaran. Hal itu karena Jisca masih meragukan segalanya, over thinking, menjauh dari Riton saat ngambek, namun Riton masih ada untuknya, meyakinkannya bahwa dia tidak akan menyerah.

Jisca akhirnya yakin, bahwa Riton adalah orang yang ia inginkan untuk menghabiskan sisa hidupnya. 

Jisca merasa sangat bersyukur bahwa Riton tidak pernah memperlakukan dia seperti orang sakit, melainkan seperti seorang perempuan yang sehat.

Dia tahun Riton selalu ada untuk Jisca hingga suatu haris Riton sakit. Ternyata sakit di lambungnya sudah akut ditambah tifus. Dan karena komplikasi, Riton kesulitan bernapas. Saat di Rumah Sakit, Riton mendapat serangan jantung dan nafasnya berhenti berhembus.

Pukulan demi pukulan kehidupan seakan meremukkan Jisca sehancur-hancurnya berkeping-keping.

Air mata tumpah, hati remuk, mental seakan terbanting ke tanah.

Jisca tak ingin menyerah. Ia tetap bangkit, berdiri tegak, meski sakit dan menahan sakit, ia percaya, jika Tuhan masih memberikannya nyawa untuk terus hidup, artinya ia punya tugas di dunia.

Jisca mengajarkanku arti sebenarnya dari hidup. Sebuah pelajaran tentang bagaimana melihat hal baik di balik tragedi dan mengubahnya menjadi rasa syukur pada Tuhan.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun