Jisca tentu ragu-ragu karena beberapa alasan, penyakitnya tentu saja, sebisa mungkin dia harus menjaga pikirannya dari hal-hal yang mungkin akan menyedihkan, terutama secara emosional. Dan ada hal besar lainnya, mereka berdua... berbeda agama.Â
Jisca adalah seorang muslimah, dan Riton adalah seorang Katolik. Tapi itu tidak menghentikan hubungan mereka dan perhatian tulus Riton pada Jisca.
Riton selalu ada saat Jisca menjalani kemoterapi. Jisca kehilangan semua rambut di tubuhnya. Dia benar-benar botak dan tampak lucu. Riton memujinya, seperti Sinead O'Connor.
Jisca tidak menyangkal bahwa dia merasa bahagia Riton selalu mendampinginya saat sakit dan pengobatannya. Tetapi untuk menjadi kekasih dia masih ragu.
Pada suatu malam, di kafe mereka biasa bertemu setiap minggu, Riton meminta Jisca untuk menikah dengannya. Jisca tidak percaya itu dan membuat Riton memikirkannya beberapa kali.
Keluarga Jisca ternyata terbuka untuk perbedaan agama. Namun jalan masih tidak mudah, karena meskipun mereka menerima perbedaan agama, mereka masih perlu memutuskan secara apa nikahnya. Islamkah atau harus dilakukan di luar negeri, yang berarti mereka harus ke Hong Kong dan mendapatkan surat nikah di sana.
Sebuah kedukaan terjadi menjelang pernikahan di saat kedua keluarga mempertimbangkan Jisca dan Riton akan menikah secara apa dan di mana.
Ayah Jisca meninggal dunia karena serangan jantung.
Pukulan mental di saat Jisca juga tengah berjuang untuk survive dari sakitnya.
Setelah beberapa waktu untuk menenangkan diri, Jisca dan Riton akhirnya menikah di Hong Kong, hanya mereka, dan orang tua Riton, saudara tertua Jisca, dan 2 orang sahabat mereka.
Mereka berbulan madu di Bali dengan keluarga dan teman-teman.