Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pertemuan Prabowo-Megawati, Untuk Apa ?

17 Januari 2025   13:50 Diperbarui: 17 Januari 2025   14:02 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alih-alih berupaya meredam suara-suara mereka, lebih bijak introspeksi dan lakukan perbaikan-perbaikan kebijakan. Karena jangankan bertemu dengan hanya seorang Megawati, bahkan jika semua tokoh kritis dan lawan politiknya sekalipun ditemui, suara-suara warganet tidak akan bisa dicegah kehadirannya dalam lanskap komunikasi kepolitikan saat ini. Kecuali jaringan internet diberangus dan kita kembali ke zaman batu.

Lalu untuk menambah kekuatan politik di parlemen demi memuluskan setiap kebijakan pemerintah ? Juga tidak perlu. Apalagi dengan tendensi meniadakan sama sekali kelompok oposisi di DPR. Dan spekulasi bonus membebaskan Hasto dari jeratan kasus hukumnya. Tukar guling yang sama sekali tidak pantas dilakukan, dan pasti akan menggerus kehormatan Prabowo sebagai Presiden. Selain tidak sehat dalam tradisi demokrasi dan upaya penegakan supremasi hukum, juga berpotensi melahirkan kembali berbagai prakti abuse of power melalui jalan legalisme otokratik (autocratic legalism).

Jangan Terjebak Delusi Paranoid

Sama tidak perlunya pertemuan itu dilakukan jika dimaksudkan untuk meminimalisir pengaruh Jokowi seperti yang diduga banyak pengamat dan ahli. Prabowo adalah presiden, kepala pemerintahan sekaligus kepala negara. Di tangannya ada mandat besar dari rakyat. Tinggal bagaimana keberanian dan integritasnya digunakan sebagai pemimpin. Tegak lurus pada konstitusi dan segala aturan hukum yang berlaku adalah pilihan pastinya. Dalam konteks ini, mengajak Megawati bertemu justru bisa memicu kecurigaan dan berbagai spekulasi negatif terhadap Prabowo.

Bagaimana hubungannya dengan Jokowi? Hormati saja ia selayaknya sebagai mantan Presiden. Tidak perlu kelewat protektif hingga mengorbankan prinsip-prinsip negara hukum dan etika politik demokrasi. Di depan hukum, semua warga negara harus diperlakukan setara. Atau sebaliknya, terjebak dalam delusi paranoid, entah apapun alasannya.

Sekali lagi, Prabowo adalah Presiden pemegang mandat rakyat, pengemban amanah konstitusi. Sepanjang istiqomah memihak kepentingan rakyat, hanif dengan konstitusi dan perundangan, lalu mewujudkannya dalam setiap haluan politik dan kebijakan, semua akan baik-baik saja. Dan sebagai Presiden, Prabowo tidak perlu buang-buang waktu dan terjebak dalam kerumitan-kerumitan yang tidak perlu, yang sesungguhnya hanya untuk mengakomodir syahwat kuasa dan egopolitik baik kawan maupun lawan politik.

Fokus saja memimpin bangsa ini. Sesimpel itu sebetulnya.

Analisis terkait : https://www.kompasiana.com/www.tisna_1965.com/6788901c34777c755e7511e2/kotak-pandora-tukar-guling

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun