Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Memaknai (Peluang) Kemenangan Pramono-Rano

25 November 2024   09:30 Diperbarui: 25 November 2024   17:57 16111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siasat ini dilakukan oleh PDIP menyusul kegagalan membangun kesepakatan dengan Anies Baswedan (kabarnya karena alasan ideologis) setelah juga memutuskan tidak memajukan Ahok karena pertimbangan tadi.

Tetapi konsistensi Anies untuk tetap berada di jalan perubahan serta loyalitas Ahok pada PDIP dan Megawati, lalu keduanya memilih stand with Pramono-Rano, telah mengubah demikian rupa citra paslon ini. 

Dari dua figur accidental menjadi pasangan yang dianggap mewakili kehendak akar rumput di Jakarta. Oleh karena itu jika benar-benar terjadi, maka kemenangan Pramono-Rano dapat dimaknai sebagai kemenangan kehendak massa atas kepentingan dan nafsu para elit.

Kedua, jika kelak terjadi, kemenangan Pramono-Rano juga akan menjadi kemenangan rekonsiliasi warga Jakarta atas residu politik identitas yang terkesan seperti "dirawat" oleh pihak-pihak tertentu untuk menyerang baik Anies maupun PDIP, Megawati dan Ahok.

Kesediaan Anies tampil bersama massa PDIP yang sebagiannya adalah Ahoker yang dulu sangat membencinya dalam "Apel Siaga: Kawal TPS dan Rapat Akbar Warga Kota" di Lapangan Blok S, Jakarta (21 November 2024) merupakan langkah kongkrit mengakhiri residu perseteruan dan mengubahnya menjadi kekuatan yang solid untuk melawan hegemoni dan ambisi mereka yang sedang berada diatas angin kekuasaan.

Pun pernyataan Ahok pada momen kampanye terakhir Pramono-Rano di Stadion Madya GBK, 23 November lalu. Kepada media Ahok mengungkapkan rasa syukur atas bersatunya Ahoker dan Anak Abah dalam satu barisan untuk memenangkan Pramono-Rano: "Ya kita bersyukur kayanya mereka bisa memahami, negara ini lebih penting di atas primordialisme dan RAS serta agama."

Terakhir, jika benar-benar terjadi nanti, kemenangan Pramono-Rano juga dapat dimaknai sebagai kemenangan arus perubahan, setidaknya di Jakarta sebagai epicentrum politik nasional, atas kekuatan-kekuatan pro status quo yang terus berusaha menghambatnya dengan berbagai cara melalui momen Pilkada.

Analisis terkait :

Satu atau Dua Putaran, Inilah Kunci Kemenangan Pramono-Rano

Tom Lembong, Cak Imin dan Peluang Mewujudkan Gagasan Slepet-nya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun