Prabowo, saya kira, tidak akan mengulangi lagi "blunder politik" yang tidak perlu. Dan sebagai Presiden idealnya beliau memang "netral" dalam Pilkada di daerah manapun, setidaknya di panggung depan yang bisa dilihat oleh publik.
Jika dugaan itu benar, Prabowo akan lebih memilih fokus mengurus Indonesia yang memiliki banyak "pekerjaan rumah" ketimbang cawe-cawe urusan satu-dua Cagub-Cawagub, maka ini akan menambah peluang kemenangan bagi Pramono-Rano. Peluang ini bahkan bisa dimanfaatkan sebagai berkah politik untuk memenangi Pilgub dengan satu putaran.
Faktor Kunci: Ahoker dan Anak AbahÂ
Tetakhir jika Kamil-Suswono masih memiliki dua tokoh besar kelas Presiden (Prabowo dan SBY0, Pramono-Rano sesungguhnya juga memiliki tokoh setara mereka, yakni (mantan) Presiden Megawati dan dua figur besar Jakarta, yakni Ahok dan Anies.Â
Pendukung ketiga figur ini jika dapat dikonsolidasikan bersama secara maksimal dalam satu barisan "melawan" dominasi gigantis-partitokrasi yang didukung kekuasaan nasional jelas akan menjadi kekuatan "pengunci" keberhasilan Pramono-Rano.
Megawati tentu saja tidak perlu dibahas, beliau adalah Ketua Umum PDIP bahkan yang memajukan Pramono-Rano ke medan laga Pilkada. Pun Ahok, tidak perlu diragukan, baik loyalitas maupun ikhtiarnya. Ia bagian dari Timsesnya.
Tetapi mempertemukan keduanya dangan Anies Baswedan, misalnya dalam satu panggung kampanye besar niscaya akan jauh lebih dahsyat.Â
Beberapa hasil survei menunjukan bahwa para pemilih Anies di Pilpres 2024 lalu sebagian besar condong akan memberikan suaranya kepada Pramono-Rano, baik yang basisnya berada di akar rumput PKS, Nasdem, PKB maupun para pemilih non-afiliasi partai.
Pertemuan Pramono-Rano dengan Anies beberapa hari lalu tentu saja akan memberi pengaruh. Dan ini sudah dibuktikan dengan Deklarasi Anak Abah melalui Relawan "Warga Kawal TPS" (ini Relawan yang dulu mendukung Anies di Pilkada 2017) sehari setelah pertemuan tersebut.
Sebagaimana diungkapkan Sahrin Hamid, juru bicara Anies kepada media : "Hari ini secara resmi tugas dan dukungan yang sama kami berikan kepada Pramono Anung dan Rano Karno."
Demikian pula dengan "Deklarasi 2000 Ahokers kepada Mas Pram dan Bang Doel' di Senayan Oktober lalu. Ini jelas akan menjadi bagian dari faktor-faktor penting yang dapat mengantarkan Pramono-Rano ke tampuk Gubernuran Jakarta.
Tetapi penting untuk diingat, politik (apalagi politik elektoral) adalah soal artikulasi, tentang citra dan kelugasan dalam mengambil sikap. Dan bagi figur-figur dengan massa pendukung melimpah seperti Megawati, Ahok dan Anies artikulasi ini amat penting untuk menghilangkan keraguan mereka dalam menentukan pilihan.