Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Memoar Perjalanan Mentransformasikan Mimpi Menjadi Rumah para Santri (1)

26 Juli 2024   09:22 Diperbarui: 26 Juli 2024   11:28 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan kenyataan hari esok adalah mimpi hari ini" (Hasan Al Bana)

Tahun 1997, bersama beberapa orang sahabat saya mendirikan sebuah Yayasan. Podiumm (dengan M dobel) namanya. Ia merupakan kependekan dari Pondik Studi Masyarakat Madani. Yayasan ini kami dirikan sebagai badan hukum yang mewadah ikhtiar untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak yang berasal dari keluarga-keluarga tidak berkemampuan secara ekonomi.

Bersama yayasan inilah kami tancapkan tonggak sebuah mimpi. Mimpi memiliki lembaga pendidikan Islam inklusif dimana setiap anak, anak siapa saja, bisa menjadi santrinya dan membangun mimpi tentang masa depannya.

Sekira dua tahun kami berjuang menyiapkan segala yang dibutuhkan. Mulai dari rancangan konsep pendidikan, menyiapkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan, membangun jejaring, hingga mengumpulkan dana secara swadaya. Bersama yayasan ini, dua tahun kemudian, tepatnya Juni 1999 kami mendirikan Pesantren Nurul Madany.

Juni 2024 kemarin Pesantren Nurul Madany yang berlokasi di Kampung Babakan Pedes Desa Sipayung Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Provinsi Banten ini genap berusia 25 tahun. Tahaduts bi nikmat, setelah menempuh jalan berliku dan penuh tantangan di sepanjang dua setengah dekade, pesantren  Nurul Madany kini menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat Banten dan sekitarnya yang ingin menitipkan putra-putrinya di lembaga pendidikan Islam terpadu di Banten.

Demikian sekelumit kisah perjalanan Pesantren Nurul Madany yang direkam dalam buku "Menembus Batas Mimpi, Memoar Perjalanan Seperempat Abad Pesantren Nurul Madany." Buku ini saya rancang bersama Pimpinan Pesantren (Mudirul Ma'had) Kyai Abdullah Alhadad, kemudian ditulis oleh Ustadzah Pipit Piharsi, Kepala SMP Nurul Madany yang sebelumnya telah menerbitkan beberapa antologi.

Lazimnya sebuah memoar, buku ini memuat rangkaian fase perjalanan sejarah Pesantren Nurul Madany. Dimulai dari latar belakang lahirnya percikan gagasan, persiapan pendirian, proses kelahiran, hingga ke tahapan perkembangan demi perkembangannya selama 25 tahun.

Selain mendokumentasikan aspek-aspek proses dan perkembangan pembelajaran serta pertumbuhan pesantren dari segi fisik. Kemudian capaian-capaian prestatifnya sebagai lembaga pendidikan serta testimoni para alumni dan tokoh masyarakat. Satu sisi penting dari buku ini adalah narasi soal Mimpi yang dipilih menjadi bagian utama dari judul buku.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Berawal dari Mimpi 

Buku "Menembus Batas Mimpi..." merupakan rekaman perjalanan sejarah Pesantren Nurul Madany yang pondasi sejarahnya dibangun dari mimpi.

Mimpi, dalam ruang kelaziman kehidupan manusia adalah sebuah bentuk pengalaman bawah sadar. Pengalaman yang terjadi diluar kendali kesadaran, karena ia datang tak diundang dan hadir tak dikehendaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun