Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kandidasi Pilgub Banten (2): Airin, Andra-Dimyati, dan Potensi Calon Tunggal

5 Juli 2024   15:01 Diperbarui: 5 Juli 2024   15:01 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, jalan untuk posisi bakal Cagub bisa saja dibuka oleh PDIP untuk Arief dengan "membajaknya" dari Demokrat, lalu dipasangkan dengan Ade Sumardi sebagai bakal Cawagubnya. Masalahnya kemudian dengan siapa PDIP berkoalisi, karena Golkar dan Demokrat nyaris tidak mungkin mau diajak kerjasama jika paslonnya Arief-Ade.

 Satu-satunya jalan bagi Arief adalah berharap kesepakatan tujuh partai terkoreksi oleh dinamika prakandidasi. Misalnya Nasdem dan PKB keluar. Gabungan kursi di DPRD Banten dari dua partai ini cukup untuk mengusung satu paket pasangan calon. Arief misalnya "diambil" Nasdem untuk dimajukan sebagai bakal Cagub dan Ahmad Syauqi (putra Wapres Kyai Ma'ruf) yang juga kader PKB sebagai bakal Cawagub.

Jika opsi Arief-Syauqi ini gagal dimajukan, dan nampaknya memang sangat berat, maka pesta demokrasi elektoral di Banten kemungkinan besar hanya akan mampu menyajikan dua racikan menu : Andra-Dimyati versus Airin-Ade.

Sangat minimalis memang. Tetapi masih jauh lebih baik ketimbang misalnya sisa anggota KIM di Pilpres 2024, yakni Golkar dan Demokrat juga menyusul gabung ke koalisi gigantis KBI di Pilgub Banten 202 dengan menghempaskan Airin dan meninggalkan PDIP sendirian.

Menyedihkan tentu saja jika hal itu yang terjadi. Bukan karena Airin dihempaskan atau PDIP ditinggalkan sendirian. Melainkan karena dengan demikian warga Banten hanya diberikan satu sajian menu alias calon tunggal oleh partai-partai yang tersandera politik kartel dan pragmatika akut.

Artikel terkait: https://www.kompasiana.com/www.tisna_1965.com/6684e6f7ed64155c277a1c62/politik-kartel-dalam-proses-kandidasi-pilgub-banten

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun