Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Manuver PKB di Balik Wacana Anies-Kaesang dalam Pilkada DKI

14 Juni 2024   21:30 Diperbarui: 15 Juni 2024   06:38 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini dilakukan PKB sebagai prasyarat dari Prabowo untuk memastikan 1 jatah portofolio di kabinet. Kompensasinya pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan definitif 20 Oktiber 2024 (artinya sebelum Pilkada November) bakal all out mendukung Anies di Pilkada DKI. Tetapi tentu dengan satu prasyarat kunci, Cawagub Anies harus dari koalisi pendukung Prabowo-Gibran.

Oleh sebab itulah nampaknya PKB mulai mempromosikan wacana kemungkinan memasangkan Kaesang (Ketua Umum PSI) sebagai Cawagub Anies. Sekali lagi, ini adalah soal manuver PKB yang sangat mungkin disetujui Prabowo-Gibran meski belum tentu disepakati anggota Koalisi Indonesis Maju.

Jika Anies dan (sesuai harapan PKB) Kaesang menjadi wagubnya lalu memenangi Pilkada, PKB bakal mendapatkan untung banyak. Di pemerintahan Prabowo posisinya bakal kokoh, minimal 1 atau bahkan 2 jatah kursi di kabinet. 

Di DKI mereka punya Gubernur. Dan dengan demikian PKB juga memiliki investasi politik jangka panjang 5 tahunan, yakni sosok Anies yang akan terjaga popularitasnya dan bisa kembali maju bersama Gus Imin di Pilpres 2029.

Kedua, Gus Imin dan elit PKB menyadari betul bahwa posisinya di koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran lemah. Karena itu mereka harus menyiapkan langkah antisipatif. 

Memberikan rekomendasi pencalonan kepada Anies merupakan antisipasi politik jika mereka akhirnya terpental dari koalisi pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, misalnya karena manuver pertama tadi gagal dijalankan.

Dengan cara demikian, PKB akan tetap menjadi partai yang diperhitungkan bahkan dapat memainkan peran strategis di pentas elektoral (dari Pilkada 2024 ke Pilpres 2029). Terlebih jika Anies, dengan siapapun dipasangkan misalnya, memenangi Pilkada DKI.

Peluang Anies-Kaesang 

Pertanyaan menarik kemudian, bagaimana peluang penyandingan Anies dan Kaesang dalam Pilkada DKI yang nampaknya akan terus dipromosikan oleh PKB? Hemat saya tidak akan mudah, jika bukan mustahil. Sedikitnya karena tiga argumentasi berikut.

Pertama, partai-partai di Koalisi Indonesia Maju cenderung menolak Anies maju kembali di Pilkada DKI, terutama Gerindra, PAN dan Demokrat. Gagasan memasangkan Anies dengan Kaesang adalah bentuk "mbalelo politik" yang nyaris mustahil bisa diwujudkan.

Kedua, pada Pilkada DKI 2024 koalisi pendukung Prabowo-Gibran nampaknya makin bulat untuk memajukan Ridwan Kamil. Dan Kaesang adalah salah satu dari figur-figur yang dimiliki partai-partai di KIM yang paling besar peluangnya, selain karena faktor determinatif Jokowi, Kaesang adalah Ketua Umum PSI yang merupakan anggota Koalisi Indonesia Maju. Jadi, Kaesang itu untuk mendampingi Ridwan Kamil, bukan Anies.

Ketiga, gagasan menyandingkan Anies-Kaesang juga akan memicu resistensi politik baik dari pendukung Anies di Pilpres maupun dari pendukung Prabowo terutama dari basis massa PSI yang selama ini dikenal sangat antipasti terhadap Anies. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun