Ramadhan telah berakhir di tahun ini, tetapi sekali lagi kehidupan akan terus berlanjut, dan demikian halnya dengan ibadah dan amalan-amalan kebaikan. Bagi setiap muslim, ia wajib dan harus terus berlanjut selama hayat masih di kandung badan.
"Wa'bud robbaka hatta ya'tiyakal yaqiin."Â Dan sembahlah Rabb-mu sampai datang kepadamu yang diyakini (yakni ajal)." (QS. Al Hijr: 99). Lantas ibadah atau amalan apa saja yang selama Ramdhan dilakukan dan harus dirawat? Â Esensinya tentu saja semua ibadah dan amalan kebaikan di bulan Ramadhan. Baik yang bersifat lebih personal maupun sosial. Â
Dalam dimensi ibadah yang lebih personal seperti puasa, sholat, tadarus dan dzikir. Bagi umat Islam semua ibadah ini juga disyariatkan di luar bulan Ramadhan, hanya saja dalam jenis yang berbeda. Puasa misalnya, ada beberapa jenis puasa yang disyariatkan pasca Ramadhan yang sangat dianjurkan. Mulai dari puasa 6 hari di bulan Syawal, puasa Ayyamul Bidh, puasa setiap hari Senin dan Kamis dll.
Kemudian Sholat. Kecuali Tarawih, semua jenis sholat yang dilakukan sepanjang Ramadhan, mulai dari Sholat Fardhu lima waktu dalam sehari semalam, sholat Tahajud dan Witir (Qiyamulail) dan sholat-sholat sunnah lainnya ada di sepanjang swaktu di luar Ramadhan.
Pun demikian halnya dengan Tadarus Al Quran dan Dzikir. Al Quran adalah pedoman hidup umat Islam. Membacanya adalah ibadah. Memahami isi kandungan dan mengamalkannya dalam kehidupan keseharian adalah kewajiban sepanjang waktu, tidak dibatasi hanya pada saat Ramadhan. Â
Â
Kesinambungan Amalan SosialÂ
Dan yang tidak kalah penting adalah ibadah atau amalan-amalan yang memiliki fungsi sosial kuat seperti zakat dan sedekah. Keduanya selain merupakan kewajiban syar'i, juga bentuk kongkrit dari kewajiban untuk peduli dan empati yang harus terus dihidupkan di sepanjang waktu.
Menunaikan Zakat Mal (harta) adalah salah satu rukun Islam dan karenanya wajib bagi yang memiliki kemampuan. Sedekah (harta dan non-harta) adalah sunah-sunah yang sangat dianjurkan.
Firman Allah dalam surat Al Baqoroh ayat 267: "Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu infakkan, padahal kamu tidak mau mengambilnya, kecuali dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji."
Kemudian di dalam surat Al Imron ayat 92: "Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya."