Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadhan Talks (21): Hakikat Idul Fitri dan Fungsi Sosialnya

9 April 2024   20:21 Diperbarui: 11 April 2024   16:52 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru saja Menteri Agama mengumumkan hasil Sidang Isbat penentuan dan penetapan 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024.

Dengan penetapan ini momentum kebahagiaan akan segera tiba bagi umat Islam. Bahagia karena dua hal sebagaimana hadits Nabi SAW: "Orang yang berpuasa akan meraih dua kebahagiaan, yakni kegembiaran ketika berbuka puasa (berhari raya) dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya." (HR Muslim).

Kembali Berbuka dan Kembali Suci

Idul Fitri memiliki dua makna yang berbeda. Pertama, "kembali berbuka puasa" (kembali makan dan minum) berdasarkan kata "Id" dari akar kata "aada-yauudu" yang artinya kembali. Dan "Fithri" dari akar kata "ifthar, afthario-yufthiru" yang artinya berbuka puasa.

Secara syar''i makna itu didasarkan antara lain pada hadits tersebut diatas dan hadits lain yang diriwayatkan Anas bin Malik, "Tidak sekali pun Nabi Muhammad SAW pergi (untuk shalat) pada Hari Raya Idul Fithri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya."

Ringkasnya, Idul Fitri adalah Hari Raya dimana umat Islam kembali berbuka (makan dan minum) sebagaimana sebelum datang Ramadhan. Dan pada hari itu yang jatuh pada tanggal 1 Syawal puasa bahkan diharamkan.

Kedua, "kembali pada fitrah". Fitrah disini berasal dari akar kata "fathoro-yafthiru" yang artinya suci, bersih dari dosa dan keburukan. Secara syar'i makna ini didasarkan antara lain pada hadits Nabi SAW, "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq'alayh).

Dengan demikian, dalam konteks teologis ini Idul Fitri berarti kembali pada keadaan suci (fitrah), atau bebas dari segala dosa karena mendapatkan pengampunan Allah SWT setelah proses "penyucian" melalui ibadah puasa dan berbagai bentuk amalan-amalan lainnya di sepanjang Ramadhan.  

Kedua makna tersebut terkoneksi dengan tujuan teologis ibadah puasa yakni untuk meraih derajat Taqwa sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat Al Baqoroh ayat 183: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun