Potensi dasar kesucian itu bisa diraih dan dikembalikan oleh setiap muslim setelah sebulan lamanya melaksanakan ibadah puasa dan amalan-amalan lainnya di sepanjang Ramadhan. Mulai dari Qiyamulail (Tarawih dan Tahajud), Tadarus Al Quran, menunaikan Zakat Fitrah, memperbanyak Sedekah, I'tikaf dan sunnah-sunnah lainnya.
Melalui ibadah puasa dan semua amalan-amalan itu seorang muslim melakukan proses purifikasi atau penyucian diri (tazkiyatu-nafsi). Proses ini dilakukan untuk mengembalikan dirinya pada kondisi suci seperti saat dilahirkan ke dunia. Sebagaimana hadist Nabi SAW: "Kulu mauludin yuuladu 'alal fitroh," Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Kemudian didalam Al Quran surat Al Baqoroh ayat 156 Allah SWT mengajari manusia untuk menyadari dengan sepenuh hati perihal muasal dan tempat kembali manusia melalui teks firmanNya: "...inna lillahi wa inna ilayhi raji'un."Â
Meski ayat tersebut lazimnya diucapkan ketika mengalami atau menyaksikan suatu musibah. Namun sejatinya kalimat itu merupakan bentuk totalitas pengakuan dan kesadaran setiap manusia, bahwa semua yang dimiliki termasuk dirinya adalah milik Allah dan pasti akan kembali kepadaNya.
Dalam perspektif tasawuf, setiap manusia sesungguhnya adalah salik. Yakni orang yang sedang menempuh perjalanan (suluk) dan menapaki rute untuk kembali kepada Allah, Sang Adikodrati.
Dalam kerangka refleksi spiritualitas itulah fenomena madness of multiverse merupakan kesadaran yang Allah hidupkan dalam jiwa setiap manusia bersamaan dengan narasi totalitas pengakuan dan kesadaran bahwa kepulangan kepadaNya, Mudik ke negeri akhirat, bukanlah sekedar hasrat atau keinginan. Melainkan suatu keniscayaan.
Dan jika Mudik ke kampung halaman saja setiap pemudik ingin membawa apapun, materi maupun non-materi agar dapat menyenangkan orang-orang yang dikunjungi di kampung. Maka Mudik sejati, pulang ke negeri akhirat, sudah semestinya setiap orang membawa segala amalan baik agar Allah SWT, sang Maha Pemilik Semesta, berkenan (ridho) menerima kepulangan kita kelak. Wallahu'alam Bishowab.
Artikel terkait : https://www.kompasiana.com/www.tisna_1965.com/660ed94cc57afb33d0694ca2/ramadhan-talks-17-tadarus-al-quran-tradisi-rosulullah-bersama-malaikat-jibril
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H