Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadhan Talks (4): Etika Makan-Minum dan Menu Ramadhan Rosulullah

17 Maret 2024   23:15 Diperbarui: 17 Maret 2024   23:18 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama mencuci kedua tangan sebelum makan. Seperti diriwayatkan oleh Abu Daud dan An Nasa'i berdasarkan cerita istri Rosulullah, Aisyah Radhiyallahu Anha, "Apabila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam hendak tidur sedangkan beliau dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu' terlebih dahulu dan apabila hendak makan, maka beliau mencuci kedua tangannya terlebih dahulu."

 Kedua membaca doa dan Bismillah sebelum makan sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abu Dawud dan At-Tirmidzi. 

"Apabila salah seorang di antara kalian hendak makan, maka ucapkanlah: 'Bismillaah', dan jika ia lupa untuk mengucapkan bismillaah di awal makan, maka hendaklah ia mengucapkan: 'Bismillaah awwaalahu wa aakhirahu' (dengan menyebut Nama Allah di awal dan akhirnya)."

Ketiga Rosulullah juga menganjurkan agar makan dan minum menggunakan tangan kanan seperti diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa jika ada salah seorang dari kita yang makan, maka hendaknya menggunakan tangan kanannya untuk makan dan minum. Karena sesungguhnya, setan akan makan dan minum dengan tangan kiri.

Keempat Rosulullah biasa makan sambil duduk, tidak pernah dalam posisi berdiri dan bersandar. Hal ini seperti diriwayatkan dalam hadits Imam Bukhori, "Aku tidak pernah makan sambil bersandar, aku hanyalah seorang hamba, aku makan sebagaimana layaknya seorang hamba dan aku pun duduk sebagaimana layaknya seorang hamba."

Kelima Rosulullah juga menganjurkan agar makan dilakukan bersama-sama secara berjamaah dengan keluarga, kerabat atau sahabat. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abu Dawud, "Berkumpullah kalian dalam menyantap makanan kalian (bersama-sama), karena di dalam makan bersama itu akan memberikan berkah kepada kalian." 

Keenam makan dan minum hendaknya tidak melampaui batas. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Imam Ahmad dan Ibnu Majah, "Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafasnya." 

Ketujuh memuji Allah SWT setelah selesai makan dengan doa uacapan, "Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau rizkikan kepada kami dan tambahkanlah (rizki) kepada kami darinya." (HR. Imam Ahmad dan At Tirmidzi).

Selain ketujuh adab (etika) itu, dalam banyak hadits yang diriwayatkan oleh para Sahabat juga disebutkan bahwa Rosulullah menganjurkan untuk memulai mengambil makanan dari sisi pinggir piring makanan; kemudian tidak mencela makanan yang tidak disukai melainkan cukup dengan tidak mengkonsumsinya saja.

Dalam hal makan dilakukan bersama-sama keluarga atau kerabat, Rosululloh juga menganjurkan hendaknya orang-orang tua dan yang dihormati secara sosial dipersilahkan untuk memulai lebih dulu.

Menu Ramadan Rosulullah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun