Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menyambut Ramadan, Bulan yang Diberkahi

4 Maret 2024   00:15 Diperbarui: 12 Maret 2024   13:51 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi umat Islam yang sudah aqil baligh dan memenuhi syarat syar'i, melaksanakan puasa merupakan salah satu kewajiban sebagaimana tertuang imperasinya dalam Al Quran Surat Al Baqoroh Ayat 183, "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." 

Melalui ibadah puasa, Keberkahan atau ziyadatul khair (kebaikan yang bertambah) itu dengan sendirinya akan terjadi dan dialami oleh setiap umat Islam yang melaksanakannya dengan benar, ikhlas dan sabar. Karena di dalam ibadah puasa terkandung berbagai keutamaan dan manfaat, yang selain dijanjikan Allah akan mendapatkan balasan ganjaran yang melimpah. Juga akan memberi pengaruh atau energi positif secara spiritual, mental dan sosial bagi yang melaksanakannya.

Beberapa keutamaan ibadah puasa itu, selain tentu saja akan memperkuat kadar Iman, Islam dan Ihsan seorang Muslim (spiritual). Juga melatih dan meningkatkan kesabaran dan keikhlasan melalui jalan menahan diri dari makan dan minum yang disyariatkan, sekaligus juga sejatinya mengendalikan diri dari watak purba manusia dan setiap hawa nafsu yang buruk dalam kehidupan keseharian (mental).

Kemudian mempertajam empati dan solidaritas sosial terhadap sesama umat Islam yang secara sosial-ekonomi terbilang dhuafa dengan cara merasakan pedihnya ketika berada dalam situasi lapar dan haus (sosial). Dari pengalaman spiritual ini seorang Muslim akan tergerak hatinya untuk peduli dan membantu sesamanya baik keluarga, kerabat, maupun tetangga yang serba kekurangan. Dalam konteks inilah kemudian zakat menjadi instrumen syar'i yang didalamnya mengandung pesan empati, solidaritas dan ta'awun (saling menolong).

Capaian ziyadatul khoir atau keberkahan yang diikhtiarkan sepanjang melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan itu merupakan modal penting bagi seorang Muslim ketika Ramadan usai dan masuk kembali ke kehidupan sebelas bulan lainnya.

Kadar Iman, Islam dan Ihsan akan sinambung keteguhannya. Kesabaran dan keikhlasan akan menjadi bagian dari karakter positif pribadinya. Pun demikian halnya dengan sifat empati, peduli, solidaritas dan ta'awun, semuanya akan menjadi bagian yang hidup dan terus berkembang dalam kepribadian seorang Muslim dan akan memancar baik terhadap sesama Muslim maupun terhadap sesama manusia.

Kedua, jiyadatul khoir atau keberkahan Ramadan akan diperoleh oleh setiap Muslim dengan cara menghayati dan mengamalkan dengan benar, ikhlas dan sabar segala bentuk aktifitas spiritual dan/atau sosial yang terkandung di dalam momentum Ramadan, yang tidak ada pada sebelas bulan lainnya.

Mulai dari sholat Tarawih, memperingati Nuzulul Quran, menunaikan Zakat Fitrah, hingga ke ikhtiar dengan segenap kesungguhan untuk memperoleh keutamaan Laylatul Qodar. Semua topik ini dan pernak-pernik Ramadan lainnya insyaAllah akan diulas pada artikel-artikel kemudian, khusus edisi "Ramadan Saya di Kompasiana".

Terkait segala amal atau aktifitas ibadah di sepanjang Ramadan itu, baik yang secara khusus hanya dilakukan di bulan Ramadan maupun yang dapat dilakukan di luar bulan Ramadan, Rasulullah SAW bersabda:

"Seluruh amalan bani Adam akan dilipat gandakan, satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh kebaikan semisalnya hingga tujuh ratus kali lipat. Alloh berfirman: "Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untukku, dan aku yang akan membalasnya". Dan bagi orang yang puasa ada dua kegembiraan, yakni kegembiraan saat berbuka puasa dan kegembiraan saat bertemu dengan Rabbnya. Dan bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada minyak kesturi". Hadits ini sohih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun