Dengan demikian, Paslon 01 dan Paslon 02 akan melaju ke putaran kedua. Sementara Paslon Ganjar-Mahfud terlempar ke luar arena kontestasi. Normanya begitu. Tetapi secara politik, tentu saja kontestasi akan terus berlanjut. Termasuk Ganjar-Mahfud, Paslon ini belum akan selesai hingga Pilpres putaran kedua tuntas digelar.
Berbasis beberapa pengalaman Pilpres dan Pilkada, Paslon yang kalah di putaran pertama bahkan seringkali sangat menentukan siapa yang akhirnya keluar sebagai kampiun di ujung kontestasi Pilpres nanti. Determinasi elektoral ini akan dipengaruhi dan ditentukan oleh pilihan sikap politik elektoral mereka pada putaran kedua Pilpres.
Lantas, kemana suara para pendukung Ganjar-Mahfud kemudian akan mengarah di putara kedua Pilpres ? Apakah ke Anies-Cak Imin atau ke Prabowo-Gibran? Berikut analisis-kalkulatif berdasarkan kecenderungan pilihan sikap elektoral dari aktor-aktor politik dan basis massa partai koalisi pengusung Ganjar-Mahfud, serta komunikasi dan negosiasi politik oleh Paslon 01 dan Paslon 02.
Faktor Elit dan Akar Rumput
Ada 4 parpol di koalisi pengusung Ganjar-Mahfud, yakni PDIP, PPP, Hanura dan Perindo. Berdasarkan kedekatan relasi mereka dengan Paslon 01 dan Paslon 02, selain PDIP, keempat Parpol ini potensial bakal mengalihkan dukungan formalnya kepada Paslon 02.
PDIP menjadi pengecualian karena hubungannya yang merapuh dengan Jokowi. Pengalaman pahit ditinggalkan oleh Jokowi dan keluarganya sangat mungkin akan membuat para elit partai ini, terutama Megawati berpikir dua tiga kali untuk mengalihkan dukungan kepada Prabowo-Gibran.
Namun dinamika yang berbeda akan terjadi di akar rumput, terutama di basis massa pemilih PDIP dan PPP. Basis massa kedua partai ini memiliki hubungan yang khas dengan Paslon 01 dan Paslon 02.Â
Pada Pemilu 2014 dan 2019 basis massa PDIP merupakan lumbung suara Jokowi. Basis masa PDIP juga mayoritas adalah warga yang selama ini secara politik tidak menyukai sosok Anies.
Jadi, sebagian besar dari mereka nampaknya dengan terpaksa akan mengalihkan suaranya kepada Prabowo-Gibran yang di belakangnya ada Jokowi. Kecuali mereka yang disadarkan dan terbangun persepsi politik etiknya oleh kasus putusan MK Nomor 90 yang cacat moral itu dan/atau mereka yang setia pada Megawati yang dianggap telah dikhianati oleh Jokowi. Tapi jumlah mereka tidak akan besar kecuali Megawati sendiri secara terbuka mengalihkan dukungan ke Anies dan menginstruksikan seluruh kadernya untuk ikut.
Dinamika yang berbeda nampaknya akan terjadi di akar rumput PPP. Basis massa PPP jelas umat Islam, dan sebagian besar dari mereka adalah Nahdliyin atau setidaknya mengidentifikasikan diri sebagai orang NU. Fakta ini bisa mendorong mereka untuk mengalihkan dukungan kepada Anies-Cak Imin.
Argumennya, selain karena sosok Cak Imin yang tidak bisa dinafikan sebagai kader "darah biru" NU dan faktor identitas keislaman secara umum. Kepemimpinan Mardiono di PPP juga tidak cukup kuat dan mengakar. Jauh kelas disbanding figur Megawati di hadapan konstituen atau basis massa PDIP. Jadi, saya menduga, basis massa PPP sebagian besar akan melabuhkan dukungannya kepada Paslon 01 Anies-Cak Imin.