Anies memang piawai menata kata. Tapi jelas bukan sekedar "menata kata biasa". Kata, frasa dan narasi Anies melukiskan fakta-fakta fenomenologis yang nyata dan tak mudah dibantah. Anugerah kepiawaiannya menata kata, frasa dan narasi membuat setiap isu besar dan kompleks sekalipun menjadi mudah dicerna dan difahami. Kata, frasa dan narasi Anies adalah percikan yang utuh dari pikiran-pikirannya yang bernas, dari gagasan-gagasannya yang cerdas, sekaligus dari keberaniannya yang lugas.
Itulah yang saya lihat dalam debat Pilpres ketiga tadi malam. Selain tampil tenang dan tetap fokus, tak terganggu dengan beberapa lontaran narasi menyengat dari Prabowo, Anies berhasil menyampaikan gagasan-gagasan visionernya seputar isu hubungan internasional, geop0litik dan pertahanan keamanan. Â Â
Bahkan ketika ia "menyerang" (demikian dalam istilah media dan beberapa ahli psikologi komunikasi) lawan debatnya, serangan itu tetap berada dalam koridor isu yang diperdebatkan. Serangan kontekstual.
Sebut saja misalnya ketika Anies mengungkapkan dengan lugas suatu paradok dan ironika, bahwa sebagian besar anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dihabiskan untuk membeli alat utama sistem pertahanan atau alutsista bekas, tatkala lebih dari separuh prajurit TNI tidak punya rumah dinas.
Pada kesempatan itu pula Anies mengungkapkan soal kepemilikan tanah Prabowo yang sangat luas, "di saat separuh tentara kita tidak memiliki rumah dinas, sementara menterinya, menurut Pak Jokowi, punya 340 ribu hektar tanah di negeri ini,". Makjleb. Narasi menyengat ini diungkapkan Anies dalam konteks besar mengkritisi kinerja Kementerian Pertahanan.
Tak cukup sampai di situ, Anies bahkan "menggoda" Ganjar untuk terlibat aktif dalam menyoal isu ini dengan meminta penilaian Ganjar soal kinerja Kemenhan. Dan Ganjar tergoda. Capres PDIP itu memberi nilai 5, sama persis dengan penilaiannya terhadap kinerja Kemenko Polhukam beberapa pekan lalu. Tentu saja, tanpa "godaan" Anies pun, Ganjar jelas sudah menyiapkan catatan kritis untuk "menyasar" kinerja Kemenhan. Â Â
Kinerja Kemenhan
Selain sejumlah printilan isu geopolitik dan hubungan internasional, debat semalam memang banyak menyoroti secara kritis kinerja Kemenhan, baik Anies maupun Ganjar. Sejumlah media bahkan menggunakan frasa "Anies-Ganjar Kompak Mengeroyok Prabowo" dalam tajuk pemberitannya. Â
Di antara poin penting dari catatan kritis Anies terkait kinerja Kemenhan antara lain soal lemahnya keamanan siber. Anggaran besar yang diterima Kemenhan tidak berbanding lurus dengan ketangguhan keamanan siber nasional. Salah satunya bahkan ironis : situs Kemenhan sendiri dibobol hacker pada November 2023 lalu.
Kemudian soal kesejahteraan TNI, Polri dan ASN yang bekerja di kedua lembaga tersebut. Anies membandingkan kenaikan gaji mereka yang hanya dilakukan sebanyak tiga kali di era pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, sementara di era SBY sebanyak 9 kali kenaikan.
Selain itu, Anies juga mengungkap soal perdagangan manusia, jutaan keluarga yang terpapar narkoba, dan isu inefesiensi dan kebocoran anggaran belanja alutsista. Pada sesi menjawab pertanyaan Ganjar, Anies menyatakan, "Tak kalah penting memastika bahwa belanja alutsista itu bersih, tidak melibatkan korporasi yang punya masalah korupsi. Jadi tidak hanya anggarannya efisien tapi tidak bocor dalam belanja alutsista."
Sementara itu, masih soal kinerja Kemenhan, Ganjar juga menyoroti secara kritis dan lugas sejumlah isu krusial. Misalnya terkait proses perencanaan, Ganjar mengatakan, Â "Ketika ingin bangun sistem pertahanan, maka dalam perencanaan kita tidak boleh gonta ganti. Kita mesti ajeg mesti konsisten. Kedua, kita mesti mendengarkan betul-betul dari seluruh matra, maka seluruh proses perencanaannya harus bottom up."Â
Sebagaimana Anies, Ganjar juga mempertanyakan soal alutsista bekas yang dikaitkan dengan perencanaan yang terlalu gegabah. "Soal alat alutsista bekas, mantan Menhan Juwono Sudarsono pernah menolak itu, dan apa yang bapak rencanakan itu ditunda. Apa artinya? Perencanaannya terlalu gegabah pada persoalan dan keseriusan itu tidak dimunculkan sama sekali pada pengelolaan industri pertahanan dalam negeri," ungkap Ganjatr, lugas.
Indondesia di Kancah GlobalÂ
Terlepas dari percikan-percikan emosi dan baperan yang masih juga mewarnai, debat semalam hemat saya kira cukup eksploratif. Publik disuguhi banyaki insight kekinian seputar hubungan internasional, geopolitik dan pertahanan keamanan.
Itulah yang pernah saya sebut, bahwa "publik berhak mendapatkan substansi gagasan dan pemikiran-pemikiran strategis dari para Capres/Cawapres perihal eksisting negara-bangsa saat ini, problematika yang dihadapi, serta strategi apa yang ditawarkan para kandidat untuk menyelesaikannya" (Kompasiana, edisi 5 Januari 2024, "Aturan Baru Debat dan Hak Publik Menjadi Pemilih Rasional").
Dalam konteks hubungan internasional dan geopolitik misalnya, banyak isu kontemporer yang dibahas secara elaboratif meski dalam durasi yang pendek-pendek. Mulai dari isu konflik Laut Cina Selatan, perang Palestina-Israel, kerjasama selatan-selatan dan tantangan-tantangan diplomasi ke depan.
Terkait bagian ini, visi Anies tentang posisi Indonesis dalam kerangka hubungan internasional atau kancah global sangat menarik. Ada dua poin penting yang menurut hemat saya pantas diapresiasi, yakni pertama mengenai soft diplomacy, kedua soal kepemimpinan Indonesia di kancah global.
Soft diplomacy merupakan model diplomasi suatu negara untuk mencapai kepentingan-kepentingan nasionalnya di forum internasional, yang dilakukan melalui pendekatan sosial dan budaya. Model ini telah dipraktikan misalnya oleh Korea Selatan yang berhasil mewarnai berbagai belahan dunia dengan Korean Wave-nya dalam bentuk fashion, musik, film dan gaya hidup. Atau Jepang yang juga sukses dengan produk industri kreatif Anime-nya yang mendunia.
Dalam kerangka soft diplomacy itu Anies berjanji akan mendorong berbagai produk seni dan budaya Indonesia untuk masuk dan mewarnai dunia. Mulai dari karya seni, film, hingga kuliner. Langkah kongkritnya negara akan melakukan investasi serius melalui porsi anggaran yang pantas dan akan membangun rumah-rumah budaya di setiap negara. Â Pada salah satu bagian paparannya, Anies menegaskan :
"Ketika kami ditugaskan sebagai Presiden RI, sebagai panglima diplomasi, maka setiap kegiatan ke luar negeri adalah bersama dengan delegasi kebudayaan, delegasi seni, datang ke pusat-pusat kegiatan kesenian di negara-negara yang dikunjungi, bukan hanya datang rapat lalu pulang, tapi datang di sana menemui aktivitas-aktivitas kesenian kebudayaan sehingga mereka menyadari Indonesia negeri yang kaya budayanya."
Â
Terakhir soal kiprah Indonesia di kancah global. Anies menghendaki pemimpin negara dapat menyampaikan pendirian Indonesia terhadap aneka persoalan dunia secara lebih tegas. Indonesia mesti hadir menjadi solusi dalam aneka tantangan dunia. Bukan sekedar hadir, rapat lantas pulang, tetapi hadir memberi solusi pada berbagai persoalan yang dihadapi dunia.
Dengan modalitas yang dimiliki Indonesia, keinginan itu sesungguhnya bukan sesuatu yang utopis. Indonesia memiliki letak geografis yang sangat strategis, memiliki sumber daya alam melimpah, jumlah penduduk yang besar, dan dalam beberapa aspek telah pernah membuktikan menjadi negara yang disegani di forum internasional.
Anies berjanji akan membawa Indonesia dan hadir ke forum-forum internasional secara aktif dan nyata, menegaskan posisinya dalam lanskap setiap persoalan global yang dihadapi dengan lugas, memberi solusi, meningkatkan daya tawar, respek dan dihormati negara lain. Pada sesi closing statement, Anies menegaskan :
"Kita menginginkan Indonesia kembali menjadi kekuatan yang disegani. Dan mulainya dari mana, dari pemimpin yang menjunjung tinggi etika, pemimpin yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, pemimpin yang terbuka atas gagasan mempertahankan Indonesia, atas ancaman-ancaman baru" tegas Anies.Â
Indonesia akan hadir membawa aspirasi bangsa dalam setiap pertemuan-pertemuan global. "we will no longer absence, Indonesia will be present. Indonesia absence no more, respected forever."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H